Namun sejak menyebarnya virus Corona di India, negara itu menerapkan lockdown. PTBA pun terpaksa mencari pasar yang baru untuk menahan penurunan penjualan.
"Lockdown di India memang beberapa pelabuhan di India memang di Lockdown tidak boleh ada kapal masuk pelabuhan. Tapi kami sampai Maret kemarin masih bisa cari pasar alternatif baru," kata Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin dalam konferensi pers virtual, Senin (4/5/2020).
Direktur Niaga PTBA Adib Ubaidillah menambahkan, lockdown di India sebenarnya belum tercermin ke kinerja perusahaan di kuartal I-2020. Memang penjualan batu bara PTBA di kuartal I-2019 masih mengalami kenaikan sebesar 2,1% dari 6,6 juta ton di kuartal yang di 2019 menjadi 6,8 juta ton.
"Dampaknya baru akan terasa di kuartal II. Sampai saat ini India masih melakukan lockdown dan terakhir diperpanjang sampai 14 Mei. Memang India merupakan salah satu tujuan terbesar untuk batu bara kalori medium termasuk PTBA," terangnya.
Untuk mengantisipasi penurunan penjualan di kuartal II-2020 perusahaan mulai mencari pasar yang baru. Perusahaan akan masuk ke Brunei Darussalam, Thailand, Vietnam, Korsel hingga Hong Kong.
Di kuartal I-2020 volume produksi PTBA mengalami sedikit kontraksi sekitar 2,8% yang disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi khususnya pada awal tahun. Sementara itu untuk angkutan batu bara dengan menggunakan kereta api mengalami peningkatan sebesar 12,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni dari 5,8 juta ton menjadi 6,5 juta ton.
Namun pada kuartal I-2020 ini PTBA mengantongi pendapatan sebesar Rp 5,12 triliun. Angka itu lebih rendah dari pendapatan di kuartal I-2019 sebesar 5,33 triliun.
Hal itu pun berdampak pada laba bersih perusahan. Tercatat laba bersih PTBA turun 20,57% dari kuartal I-2019 sebesar Rp 1,1 triliun menjadi Rp 903,24 miliar.
(das/ang)