'Harta karun' mineral bawah laut mengandung logam berharga telah terekam oleh kamera drone bawah air. Kekayaan mineral logam ini ditemukan di seberang daratan dari Zona Clarion-Clipperton, sekitar 15.000 kaki atau 1.393 meter di bawah permukaan Samudra Pasifik.
Sumber daya alam logam yang jarang ada ini telah berumur jutaan tahun. Kini kekayaan mineral ini menjadi incaran industri pertambangan dasar laut.
Otoritas Laut Internasional atau International Seabed Authority kini memberikan kesempatan untuk perusahaan-perusahaan tambang mengekplorasi dan membuat laporan kekayaan mineral tersebut.
Temuan 'harta karun' bawah laut ini jadi temuan penting yang sangat berharga. Ditaksir, kandungan mineral yang berhasil ditemukan ini memiliki nilai mencapai US$ 150 triliun setara Rp 2 juta triliun (kurs Rp 14.850/ dolar US). Sementara itu, nilai logam yang mengandung nodul mangan, nikel, tembaga, dan kobalt juga mencapai triliunan.
Penambangan dasar laut Clarion-Clipperton Zone kemungkinan akan menjadi lokasi yang dilacak perlahan-lahan di dasar laut yang diperkirakan banyak mengandung kekayaan mineral logam.
CEO Gerard Barron mengatakan, perusahaan pertambangan DeepGreen Metals memiliki tiga wilayah berlisensi di Pasifik, yang telah ditemukan mengandung miliaran ton logam potensial.
"Cara paling efisien untuk mengumpulkan bintil-bintil ini dari dasar samudra. Namun cara ini belum disepakati," kata Barron. Dikutip dari CNBC, Senin (8/6/2020).
Bila berhasil, penambangan bawah laut ini akan jadi sejarah baru dalam industri pertambangan global karena sejauh ini belum ada operasi penambangan laut dalam skala besar yang berhasil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nautilus Technology, perusahaan industri laut pertama yang mendapatkan hak penambangan laut dalam namun, bangkrut tahun lalu setelah gagal menambang perairan Papua Nugini. Proyek itu ditentang keras oleh kelompok konservasi lokal.
Sementara itu, sekelompok ilmuwan dan insinyur, yang didukung oleh Nippon Foundation of Japan dan General Bathymetric Chart of the Oceans, berusaha untuk membuat pemetaan dasar laut pada tahun 2030. Sejauh ini, kurang dari 20% telah dicatat. Gedung Putih mengumumkan rencana untuk mensurvei 4,47 juta mil persegi dasar laut di dalam perbatasan Amerika Sekitar.
(dna/dna)