Tagihan Listrik 4,3 Juta Pelanggan PLN Bengkak, Ini Datanya

Tagihan Listrik 4,3 Juta Pelanggan PLN Bengkak, Ini Datanya

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 08 Jun 2020 22:16 WIB
Petugas PLN Distribusi Jakarta Raya, Area Bulungan, tengah melakukan pemeriksaan tegangan pada alat pembatas dan pengukur di rumah pelanggan R1. 900 VA, di daerah Gandaria Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (17/11/2015).
Pemerintah telah memutuskan untuk tetap memberikan subsidi listrik kepada seluruh pelanggan PLN dengan daya 450 VA. Rengga Sancaya/detikcom.
Foto: Rengga Sancaya

Yuddy menambahkan ada beberapa sebab tagihan listrik pelanggan PLN bengkak. Pertama, karena adanya kebijakan work from home (WFH). Menurut Yuddy, kebijakan WFH membuat konsumsi lebih tinggi dari biasanya karena banyaknya anggota keluarga berada di rumah.

"Kita tahu WFH bulan Maret berarti larinya rekening April dan Mei. Pencatatan WFH tadi menyebabkan peningkatan konsumsi listrik bagi sebagian pelanggan rumah tangga," kata Yuddy.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua, karena bulan Mei Ramadhan. Saat Ramadhan, kata dia, konsumsi listrik lebih panjang karena sebagian pelanggan bangun lebih awal untuk memulai aktivitas.

"Kita ketahui bulan Mei ada Ramadhan, kami punya data saat Ramadan dibanding bulan-bulan sebelum Ramadan terjadi kenaikkan pemakaian konsumsi listrik. Kalau Ramadan kita bangun lebih awal lampu-lampu dinyalakan semuanya artinya konsumsi lebih panjang," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Ketiga, dia menjelaskan, saat WFH pencatatan listrik dihitung berdasarkan rata-rata 3 bulan sebelumnya atau sebelum WFH. Sementara, pemakaian listrik pada bulan April dan Mei mengalami peningkatan karena WFH.


(acd/hns)

Hide Ads