Cerita Nelayan di Pesisir Kalbar Sebelum Ada BBM 1 Harga

Cerita Nelayan di Pesisir Kalbar Sebelum Ada BBM 1 Harga

Nurcholis Maarif - detikFinance
Rabu, 17 Jun 2020 17:52 WIB
BBM 1 harga
Kepala BPH Migas didampingi Bupati Kayong Utara dan SAM Pertamina Kalbar saat meresmikan SPBU Kompak BBM 1 Harga (Foto: Nurcholis Maarif/detikFinance)
Kayong Utara -

Sebagian besar warga Pulau Maya di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, berprofesi sebagai nelayan. Namun, ketersediaan BBM jenis solar sebagai bekal melaut kadang menjadi keluhan.

Selain itu, mereka mendapat pasokan solar dari pengecer atau tengkulak dengan harga yang lebih tinggi, bisa sama, atau bahkan lebih dari Rp 10 ribu per liternya. Untuk itu, nelayan setempat, Awaluddin (51), mengaku bersyukur dengan peresmian SPBU Kompak sebagai lembaga penyalur BBM 1 Harga di wilayahnya.

SPBU di atas kapal terapung ini menyediakan BBM bersubsidi dengan harga solar Rp 5.150 per liter dan premium dengan harga Rp 6.450 per liter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jangan seperti yang lalu ini sudah, kadang ada (solar), kadang tidak. Ini cukup memfasilitasi kami," ujarnya ditemui detikFinance saat peresmian SPBU Kompak, Rabu (17/6/2020).

Awaluddin bercerita ia membutuhkan sekitar 5 liter solar untuk sekali melaut setiap harinya. Biasanya ia mendapat penghasilan kotor sebanyak Rp 200 ribu dari hasil melautnya itu.

ADVERTISEMENT

Saat tak ada pasokan dari solar, Awaluddin tak pergi melaut. Makanya ia berharap BBM 1 Harga ini dapat meringankan modal melaut, termasuk bisa melaut setiap hari karena pasokan solar selalu tersedia.

Hal sama dialami Idris, nelayan lainnya dari Pulau Maya. Ia mengaku selama ini mendapat solar dari tengkulak, termasuk untuk menjual ikan hasil tangkapannya.

"Alhamdulillah bersyukur, semoga (SPBU) ini berjalan lancar," katanya.

Sebagai informasi, Pulau Maya dapat ditempuh lewat jalur darat dari Ketapang selama 1,5 jam dan ditambah menggunakan speedboat hingga 1 jam. Di sebelah baratnya ada Kepulauan Karimata yang langsung berhadapan dengan laut Bangka Belitung.

Pulau ini masuk dalam wilayah Terluar, Terdepan, dan Tertinggal (3T) dan menjadi satu dari 26 titik dari target pembangunan lembaga penyalur BBM 1 Harga yang ditetapkan pemerintah tahun 2020-2024.

BPH MigasKepala BPH Migas M Fanshurullah Asa Foto: Dok. BPH Migas

Lalu SPBU Kompak yang diresmikan Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa pada hari ini di Pulau Maya merupakan SPBU 3T pertama yang diresmikan dari target 83 titik yang ditargetkan selama tahun 2020.

Ifan, sapaan akrab Fanshurullah, mengatakan, peresmian ini juga jadi kado hari ulang tahun Kabupaten Kayong Utara ke-13 sekaligus mewujudkan keadilan dan amanah konstitusi dalam menyediakan BBM 1 Harga.

Ia menyayangkan selama ini nelayan mendapat BBM dari pengecer dengan harga yang berbeda dan bahkan lebih dari Rp 10 ribu per liternya. Untuk itu, ia juga mengajak semua pihak ikut mengawasi pendistribusian BBM dari SPBU ini.

"Ada target 83 lokasi lembaga penyalur BBM 1 harga yang akan dibangun pada 2020, dan dari target selama 2020-2024, 26 titik ada di Kalbar," ujar Ifan.

"Ini fokus di wilayah 3T, masalah keadilan ini amanah konstitusi. BBM subsidi jangan sekali-kali dijual ke industri, ini haknya masyarakat kita nelayan yang perlu dibantu, tolong dikawal," sambungnya.

Ia juga berharap realisasi secepatnya satu SPBU lagi sebagai lembaga penyalur BBM 1 harga untuk Kepulauan Karimata. Sebab hal tersebut dapat membantu menggerakkan ekonomi masyarakat setempat.

(prf/hns)

Hide Ads