Itu artinya Pertamina bisa menjalankan proyek dengan modal sebagian dari kontraktor dan pemasok. Kemudian Dahlan yakin pendanaan kilang itu sebagian juga diambil dari keuntungan penjualan harian BBM yang dinilai harganya tidak wajar.
"Sebagian lagi kan dari Anda. Lewat pembelian BBM yang harganya lebih mahal dari seharusnya itu. Pertamina punya dana internal. Yang sebagian adalah pendapat harian jualan BBM itu," terangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dahlan mengaku mendukung taktik pendanaan seperti itu. Agar proyek tetap jalan Pertamina sedang menjalankan kemampuan entrepreneurial-nya.
Namun itu hanya sekadar taktik sesaat. Menurut Dahlan pada saatnya nanti akan ada investor yang datang setelah Pertamina mengerjakan proyek itu sampai tahap tertentu.
Menurutnya terlalu lama jika ketiga proyek itu sepenuhnya hanya mengandalkan dana pahlawan seperti kontraktor, pemasok, dan konsumen. Nah di tahap itu dia menyebutnya sebagai tahap mistis.
"Dalam perjalanan taktik seperti itu akan ada yang disebut 'tahap mistis'. Di tahap itulah akan terjadi --saya sebut saja-- ledakan momentum." tambahnya.
Di tahap mistis inilah tiba-tiba proyek raksasa itu seolah menemukan jalan tol yang lurus dan mulus. Padahal sebelumnya jalan yang dilalui penuh lobang. Entah dari mana jalan tol ini muncul.
Dahlan mengaku tidak mengetahui pasti kapan ledakan momentum itu akan terjadi di tiga proyek kilang tersebut. Bisa saja ketika proyek berjalan 20-30-40%.
Nah saat ledakan momentum itu terjadi, di situlah investor datang dengan sendirinya tanpa diundang. Bahkan dia yakin investor yang begitu banyak dan membawa tawaran yang lebih baik dari sebelumnya.
Tahapan itulah yang menjadi misteri di dunia pengusaha. Misteri ini penuh dengan makhluk mistis, ada yang berperan sebagai malaikat, jin hingga setan.
"Banyak misteri di dunia entrepreneur. Campur aduk di situ. Ada misteri malaikat. Ada misteri jin. Tentu ada juga setannya," tutupnya.
(das/zlf)