Jakarta hari ini merayakan ulang tahun ke 493. Ibu Kota Negara ini adalah satu wilayah yang paling sibuk sebelum COVID-19 melanda. Bagaimana sejarah Jakarta dari sisi perekonomian hingga saat ini?
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan Jakarta sejak zaman Belanda memang menjadi pusat perdagangan yang dimulai oleh Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) dan pusat pemerintahan.
Namun tak hanya di Jakarta, Belanda juga membangun pusat-pusat ekonomi seperti di Surabaya, Bandung, Semarang dan kota-kota lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belanda memang membangun kota dengan pusat perekonomian di Jakarta yang diimbangi dengan wilayah lain," kata Piter saat dihubungi detikcom, Senin (22/6/2020).
Dia mengatakan setelah Indonesia merdeka, perekonomian ini mulai terpusat di Jawa utamanya di Jakarta. "Jika kita lihat perputaran uang 80% di Jawa dan mayoritas itu di Jakarta," jelas dia.
Apalagi di era orde lama dan orde baru saat keputusan dilakukan di pusat yakni Jakarta. Membuat kota yang dulunya bernama Batavia ini makin berkembang pesat namun tak diiringi dengan daerah lain.
Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad mengungkapkan sejak dulu Jakarta memang sudah menjadi pusat perdagangan dan perekonomian sejak zaman Belanda.
Hingga kini berkembang menjadi pusat perdagangan dan sektor jasa. Menurut dia Jakarta saat ini juga menjadi penopang perekonomian nasional dan terdampak COVID-19 yang cukup besar.
"Kalau dilihat perkembangannya memang saat ini Jakarta menjadi pusat perdagangan dan jasa. Untuk industrinya sedikit. Harusnya saat ulang tahun ini jadi momentum Jakarta untuk bangkit mengatasi pandemi dan menuju pemulihan," jelas dia.
Berdasarkan laman resmi jakarta.go.id Jakarta adalah kota dengan banyak peran yaitu sebagai pusat pemerintahan, pusat kegiatan perekonomian, pusat perdagangan, pusat jasa perbankan dan keuangan hingga gerbang utama wisatawan nusantara.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal I 2020 pertumbuhan ekonomi Jakarta tercatat 5,06% terendah sepanjang 10 tahun terakhir.
Penyebabnya dari sisi lapangan usaha, perlambatan terjadi akibat pertumbuhan lapangan usaha mengalami penurunan kinerja, tumbuh jauh di bawah tahun lalu, yaitu Perdagangan, Konstruksi dan Jasa Perusahaan serta terkontraksinya industri pengolahan.
(kil/fdl)