Chevron mengumumkan akan mengakuisisi perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas (migas) Noble Energy (NBL) senilai US$ 5 miliar setara Rp 70 triliun (kurs Rp 14.000). Ini menjadi kesepakatan perusahaan energi terbesar di tengah pandemi virus Corona.
Industri migas Amerika Serikat (AS) saat ini terpukul di tengah pandemi virus Corona. Permintaan jatuh karena terbatasnya aktivitas yang menyebabkan harga jual jatuh.
Noble juga tercatat memiliki utang US$ 8 miliar yang mempengaruhi nilai transaksi menjadi US$ 13 miliar. Meskipun Noble memiliki utang, asetnya menjadi daya tarik tersendiri bagi Chevron.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akusisi ini dianggap tepat jika perusahaan menginginkan aset yang murah. Selain itu, kedua perusahaan juga dinilai saling melengkapi.
"Mengingat kecocokan dari aset-aset itu, Noble masuk ke dalam radar Chevron," kata Analis senior M&A Enverus, Andrew Dittmar dikutip dari CNN, Selasa (21/7/2020).
Sebagai informasi, kemarin harga minyak naik menjadi US$ 40 per barel dibandingkan harga sebelumnya US$ 35 per barel. April lalu harga minyak anjlok mencapai angka nol.
Pemegang saham Noble akan menerima saham Chevron dalam transaksi ini. Saham Chevron diperdagangkan di zona merah pada hari Senin, turun 2,7%.
(ara/ara)