Wacana penghapusan BBM Premium belakangan sempat mencuat. Wacana yang berkembang, Premium bakal dihapus karena dianggap tidak ramah lingkungan.
Terkait isu tersebut, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan, Premium sebagai bahan bakar memang kurang baik. Dia mengatakan, saat ini hanya 7 negara yang masih menggunakan BBM dengan kualitas seperti Premium.
"Secara karbon emisi memang kurang baik. Jadi di seluruh dunia hanya 7 negara yang pakai kualitas seperti ini," katanya dalam acara Forum Pimpinan Redaksi Media, Jumat (24/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jelasnya, banyak negara telah memakai bahan bakar dengan kualitas yang ramah lingkungan. Meski demikian, ia menuturkan, pemerintah hingga saat ini masih menetapkan Premium sebagai bahan bakar penugasan sehingga Pertamina menjalankan tugas tersebut.
"Kita tentu saja harus siap ke arah sana, namun sampai dengan hari ini pemerintah masih menetapkan Premium itu adalah jenis bahan bakar khusus penugasan. Jadi Pertamina diberi penugasan oleh negara untuk menyalurkan dan memproduksi tentunya Premium. Kita tetap jalankan," jelasnya.
Dia melanjutkan, Pertamina sendiri melakukan pengembangan kilang agar bisa memproduksi bahan bakar yang ramah lingkungan tersebut. Sebab, sebagian besar kilang Pertamina masih memproduksi BBM dengan standar EURO 2. Padahal, bahan bakar yang ramah lingkungan ialah EURO IV atau V.
Kembali soal wacana penghapusan Premium, Nicke mengatakan, hingga saat ini pihaknya tak melakukan itu. Sebab, Pertamina mendapat penugasan dari pemerintah.
"Itu semua adalah kebijakan pemerintah, dan hari ini kita belum ada rencana melakukan itu, karena kita masih diberikan amanah untuk menyalurkan jenis bahan bakar khusus penugasan yaitu Premium, dan juga solar kalau ini subsidi tetap kita jalankan," terangnya.
(acd/hns)