Tensi Tinggi AS-China Jadi Ancaman Harga Minyak Dunia

Tensi Tinggi AS-China Jadi Ancaman Harga Minyak Dunia

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Sabtu, 25 Jul 2020 13:45 WIB
U.S. President Donald Trump attends a bilateral meeting with Chinas President Xi Jinping during the G20 leaders summit in Osaka, Japan, June 29, 2019. REUTERS/Kevin Lamarque
Foto: Reuters
Jakarta -

Harga minyak dunia tercatat mengalami kenaikan. Mengutip Reuters, kenaikan ini masih dibayangi oleh ketegangan antara China dan Amerika Serikat (AS).

Harga minyak mentah Brent, LCOc1 naik 3 sen menjadi US$ 43,34 per barel. Kemudian West Texas Intermediate (WTI) AS CLc1 naik 22 sen menjadi US$ 41,29 per barel.

Analis senior Price Futures Groups di Chicago, Phil Flynn menilai aktivitas bisnis di Eropa turut memberikan sentimen untuk pasar. Kemudian aktivitas bisnis AS juga mulai naik namun kalangan pengusaha melaporkan jika terjadi penurunan kinerja karena adanya kasus baru yang meningkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pandemi COVID-19 ini memang telah membuat suram prospek perekonomian AS. Menurut Flynn sejumlah negara bahkan telah melakukan kembali pembatasan sosial skala besar.

Dia menyebut pada minggu lalu orang AS yang mengajukan tunjangan pengangguran sudah mencapai 1,41 juta. Angka ini naik lebih tinggi sejak pertama kali dikeluarkan.

ADVERTISEMENT

Barclays Commodities Research menyebut harga minyak bisa kembali terkoreksi jika permintaan bahan bakar kembali melemah. Barclays menyebut surplus pasar minyak pada 2020 akan menjadi 2,5 juta barel per hari dibandingkan sebelumnya yang mencapai 3,5 juta.

Sebelumnya China meminta AS untuk menutup perwakilannya di Chengdu. Hal ini untuk merespon permintaan AS untuk China yang harus menutup konsulatnya di Houston.

Ketegangan ini membuat khawatir harga bahan bakar di dunia. Kepala riset di Rystad Energy Bjornar Tonhaugen mengungkapkan dibutuhkan hubungan dagang internasional yang baik agar pasokan dan permintaan tidak terganggu.

"Ketengan antara China dan AS tak pernah jadi pertanda baik untuk harga minyak jangka panjang," jelasnya.




(kil/hns)

Hide Ads