Ahok membeberkan banyak hal salah satunya mengenai posisinya sebagai komisaris utama. Menurutnya sebagai komisaris dirinya bukan cuma jadi pengawas tapi juga eksekutor.
"Saya ini eksekutor, bukan pengawas sebenarnya. Komisaris di BUMN itu, sebetulnya itu ibarat neraka lewat, surga belum masuk," ungkap Ahok dikutip dari video unggahan di YouTube POIN, Rabu (16/9/2020).
Lalu, seperti apa kinerja Pertamina setelah Ahok menjabat sejak akhir 2019?
Mengutip laporan keuangan Pertamina paling baru, pada semester I-2020 Pertamina harus mengalami kerugian. Total kerugian per 30 Juni 2020 sebesar US$ 767,92 juta atau sekitar Rp 11,3 triliun (dalam kurs Rp 14.800).
Kondisi ini berbanding terbalik dengan periode yang sama di 2019. Kala itu, perusahaan pelat merah ini masih membukukan laba sebesar US$ 659,96 juta atau setara Rp 9,7 triliun.
Menurunnya kinerja Pertamina tak lepas dari penjualan yang turun 19,84% menjadi US$ 20,48 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, penjualan Pertamina tercatat US$ 25,55 miliar.
(ara/ara)