Dirut Holding BUMN Tambang MIND ID Orias Petrus Moedak mengungkapkan target penyelesaian smelter Freeport di Gresik akan mundur dari target tahun 2023.
Pasalnya, kondisi penyebaran virus Corona membuat Gresik menutup daerahnya untuk bisa dimasuki pekerja untuk membangun smelter. Orias mengatakan kini Freeport posisinya hanya menunggu.
"Untuk smelter PTFI, posisi sekarang masih hold. Karena kita masih nunggu dibuka statusnya di Gresik agar pekerja bisa masuk, karena ini terkait COVID-19," ujar Orias dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (29/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pekerja tidak bisa masuk, alhasil pekerjaan fisiknya pun terpaksa ditunda. Meski begitu, Orias menjelaskan pihaknya sudah menyiapkan lahan dan dana US$ 250 juta untuk pembangunan smelter di Gresik.
"Jadi masih sementara ditunda pekerjaan fisiknya. Kita sudah spend US$ 250 juta untuk smelter, di sana kita melakukan penyiapan lahan," ungkap Orias.
"Penundaan ini tentu akan mengakibatkan bergesernya waktu penyelesaian," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Jenpino Ngabdi juga menuturkan, COVID-19 mengganggu pembangunan smelter. Kondisi pandemi menurutnya kontraktor belum bisa melakukan finalisasi terhadap biaya dan waktu untuk pembangunan smelter.
Hal ini membuat realisasi pembangunan masih di bawah target, dia menyebut para kontraktor tidak sanggup menyelesaikan proyek jika smelter ditargetkan rampung tahun 2023. Maka itu, pihaknya meminta kelonggaran penyelesaian pembangunan smelter.
"Kami ingin memohon agar diberikan kelonggaran penyelesaian smelter ini hingga 2024," ungkapnya dalam rapat di Komisi VII DPR Jakarta, Kamis (27/8/2020).
(ara/ara)