Corona Merajalela, Bagaimana Nasib Proyek Smelter Freeport?

Corona Merajalela, Bagaimana Nasib Proyek Smelter Freeport?

Inkana Putri - detikFinance
Senin, 12 Okt 2020 16:03 WIB
Kantor Freeport Indonesia di Jakarta
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya meningkatkan daya saing industri nasional melalui hilirisasi mineral. Salah satunya melalui pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur.

"Banyak produk hilirisasi yang bisa dikejar, agar nantinya di Indonesia bisa ada pabrik-pabrik yang akan menggunakan hasil pemurnian dari Freeport. Nilai tambahnya bisa terus didorong," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis, Senin (12/10/2020).

PT Freeport Indonesia merupakan perusahaan tambang afiliasi dari Freeport-McMoRan dan holding industri pertambangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Mining Industry Indonesia (MIND ID). Agus menambahkan saat ini PT Freeport Indonesia sedang membangun pemurnian tembaga yang hasilnya bisa digunakan untuk berbagai bahan baku industri di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perusahaan tersebut sedang membangun pemurnian tembaga sebagai bahan baku industri otomotif, industri elektronik, kabel, pabrik AC, konstruksi instalasi listrik hingga electric vehicle," jelas Agus.

Lebih lanjut ia mengatakan pihaknya juga telah meninjau lokasi proyek smelter PT Freeport Indonesia di kawasan industri JIIPE Gresik, yang dibangun di lahan seluas 100 hektare, serta supporting area seluas 120 hektare.

ADVERTISEMENT

Adapun fasilitas pemurnian peningkat kandungan logam tersebut nantinya akan diproyeksikan menjadi tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia. Namun, adanya pandemi COVID-19 menghambat proses pembangunan smelter di lapangan.

"Namun, saat ini MIND ID sebagai holding industri pertambangan BUMN, menginformasikan bahwa pembangunan smelter tengah mengalami kendala akibat dampak pandemi COVID-19 terhadap mobilitas kontraktor di lapangan," jelas Agus.

Dalam rangka meningkatkan daya saing industri di JIIPE, Pemerintah juga melakukan berbagai upaya melalui kajian usulan, yakni pengusulan kawasan industri JIIPE sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan pengusulan penurunan harga gas untuk power plant JIIPE.

Terkait hal ini, Kemenperin telah melakukan pembahasan internal usulan penurunan harga gas untuk kawasan industri dengan usulan penurunan harga gas untuk industri yang lain.

"Saat ini, juga dalam tahap pendataan kawasan-kawasan industri yang membutuhkan penurunan harga gas," paparnya.

Agus menambahkan di kawasan industri JIIPE rencananya akan dikembangkan solar panel sebagai alternatif pasokan listrik dengan energi terbarukan. Solar panel akan dibangun secara floating di atas tujuh embung dan di atas atap pabrik.

Oleh karena itu, Kemenperin terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lain dalam rangka pelaksanaan rencana tersebut.

"Kemenperin terus berkoordinasi dengan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) serta pihak-pihak terkait mengenai perizinan solar panel di JIIPE," pungkasnya.

Sementara itu Direktur Utama PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BMKS) Bambang Soetiono menyampaikan JIIPE menjadi kawasan terintegrasi pertama di Indonesia dengan total area 3.000 hektare. Kawasan ini juga dikelilingi sarana prasarana yang memadai meliputi kawasan industri, pelabuhan multiguna, area komersial dan perumahan.

"Selain dilengkapi dengan sarana prasarana utilitas yang cukup, Kawasan Industri JIIPE juga terintegrasi dengan pelabuhan berkedalaman -16 meter di bawah permukaan laut, sehingga kapal besar dengan kapasitas 100.000 DWT (dead weight tonnage) dapat melakukan bongkar muat di Pelabuhan JIIPE," katanya.


Hide Ads