Seandainya jadi presiden, Ahok akan memperbaiki gaji pejabat dengan syarat ada sistem alat ukur (Key Performance Indicator/KPI) yang jelas seperti meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ahok menyebut akan menaikkan gaji semua aparat TNI/Polri atau diberikan semacam diskon saat berbelanja kebutuhan sehari-hari.
"Kalau sekarang kita maaf-maaf saja, saya dapat penghargaan perang begitu banyak pun datang ke Indomaret kalau beli susu nggak ada duit ya nggak dapat susu saya. Coba kalau kita ke Indomaret beli susu 'oh pernah perang ini' dapat diskon 30%, siapa yang bayar? Pemerintah yang bayar, Kementerian Pertahanan yang bayar. Ditransfer dong kan semua online dan lebih bagus lagi tidak ada tarik tunai maksimal sejuta mungkin," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu soal permasalahan Pilkada, Ahok berharap calon-calon pejabat bisa menyampaikan kepemilikan harta secara terbalik. Dia ingin pasangan calon presiden harus jujur dari mana asal harta yang mereka miliki.
"Kamu mau mengatakan harta warisan orang tua saya yang korup nggak papa minimal rakyat tau, kenapa kamu punya harta sekian ratus miliar," tutur Ahok.
Mendengar penjelasan tersebut, Butet sebagai tuan rumah mempertanyakan apakah ada kemungkinan Ahok menjadi presiden di masa depan.
"Saya masih bisa jadi presiden, presiden direktur. Yang jelas sudahlah, ada narasi yang hilang di negara ini tentang siapa orang ini, tiba-tiba seolah-olah saya bukan orang Indonesia asli, ada narasi yang hilang," jawab Ahok.
(fdl/fdl)