Memang sempat terjadi pemulihan permintaan seperti Jerman, India, dan AS. Tetapi hal tersebut tidak mendorong kinerja perusahaan sama sekali. Direktur Keuangan Chevron Pierre Breber mengungkapkan jika prospek konsumsi energi ini bergantung dengan pengendalian pandemi di berbagai negara.
Sementara itu saham Exxon turun 1% menjadi US$ 32,62 pada Jumat lalu. Kemudian saham Chevron sempat mencatatkan kenaikan 1% menjadi US$ 69,5 setelah sempat turun 40%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Analis energy Raymond James mengungkapkan rencana PHK yang dilakukan Exxon ini juga bertujuan agar perusahaan tidak semakin terpuruk. Perusahaan berupaya menahan dividen karena arus kas yang keluar saat ini sangat signifikan.
Direktur Energy di Palissy Advisors Anish Kapadia mengungkapkan penahanan dividen oleh Exxon ini berpotensi menambah divestasi.
PHK Pegawai
ExxonMobil akan memangkas pekerja di Amerika Serikat (AS) dan luar negeri. Pekerja AS yang akan terdampak PHK sebanyak 1.900 pekerja. Hal itu dilakukan sebagai upaya reorganisasi dan penghematan biaya setelah harga minyak tercatat anjlok akibat pandemi COVID-19.
Dikutip dari CNN, pekerja AS yang akan dipangkas sebagian besar di kantor pusat Houston. Perusahaan nantinya akan melakukan PHK dan menawarkan program keluar secara sukarela.
Secara keseluruhan, Exxon berencana untuk mengurangi tenaga kerja global kontraktor dan karyawan lebih dari 14 ribu hingga akhir tahun 2022. Pemangkasan itu akan mengurangi 15% dari total 88.000 tenaga kerja Exxon.
Pengumuman PHK datang akibat harga minyak turun tajam di tengah meningkatnya kasus pandemi COVID-19. Minyak mentah AS jatuh di bawah US$ 35 per barel pada Kamis kemarin, menandai level terendah pada empat bulan terakhir.
Turunnya harga minyak telah menghancurkan harga saham Exxon, yang telah dipotong setengah tahun ini. Exxon yang sebelumnya pernah menjadi perusahaan publik terbesar di dunia, dan kini dilampaui oleh Zoom dalam nilai pasar.