Pada hari Senin (2/11), harga minyak turun lebih dari 3%. Hal ini dipicu kekhawatiran setelah pengumuman lockdown kedua di seluruh Eropa per tanggal 5 November mendatang.
Minyak mentah Brent untuk Januari berada di $ 36,78 per barel, turun $ 1,16, atau 3,1%, pada 0229 GMT, sementara US West Texas Intermediate turun $ 1,24, atau 3,5%, menjadi $ 34,55 per barel. Brent turun sebanyak 5,8% dan WTI sebanyak 6% pada awal perdagangan, mencapai level terendah sejak Mei.
Minyak sendiri mengalami kerugian setelah pesanan ekspor Jepang tumbuh untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir. Sedangkan aktivitas pabrik di China meningkat pada laju tercepat setelah hampir satu dekade di bulan Oktober. Lebih banyak data manufaktur diharapkan dari zone Eropa dan Amerika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Raksasa Migas Keok Dilibas Corona |
Adapun kebijakan lockdown kedua yang dilaksanakan oleh seluruh Eropa bertujuan untuk memperlambat tingkat COVID-19 yang telah meningkat di benua tersebut dalam satu bulan terakhir.
"Langkah-langkah lockdown yang diumumkan oleh Inggris dan Italia hanya menambah situasi Eropa yang memburuk," kata Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets, Sydney, dilansir dari CNBC, Senin (2/11/2020).
Pasalnya, kekhawatiran tentang permintaan dan meningkatnya pasokan dari OPEC dan Amerika Serikat menyebabkan harga minyak turun selama dua bulan berturut-turut di bulan Oktober, dengan WTI turun 11% dan Brent 8,5%.
OPEC dan sekutunya memangkas produksi sekitar 7,7 juta barel per hari dalam pact yang bertujuan untuk mendukung harga. Mereka sendiri akan mengadakan pertemuan untuk membahas kebijakan tersebut per tanggal 30 November dan 1 Desember 2020.
Di Amerika Serikat sendiri, jumlah rig minyak dan gas alam naik pada bulan Oktober untuk bulan ketiga berturut-turut menurut data Baker Hughes.