Mulai 2030, Inggris Larang Penjualan Mobil Bensin

Mulai 2030, Inggris Larang Penjualan Mobil Bensin

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 18 Nov 2020 21:18 WIB
Warga membeli bbm subsidi jenis premium di SPBU Pertamina, Otista, Jakarta Timur, Jumat (15/11/2019). Pertamina berharap penyaluran BBM Bersubsidi tepat sasaran. Sebab yang terjadi di lapangan hingga kini BBM Bersubsidi masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat yang secara ekonomi tergolong mampu.
Ilustrasi Mobil dengan BBM (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta -

Pemerintah Inggris melarang penjualan mobil yang masih menggunakan bahan bakar fosil pada 2030 mendatang. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengungkapkan langkah ini merupakan dukungan Inggris untuk mengurangi kendaraan berpolusi.

Mengutip CNN disebutkan pemerintah Inggris menyatakan akan mengakhiri penjualan mobil berbahan bakar bensin dan diesel lima tahun lebih awal dibandingkan rencana sebelumnya.

Memang Inggris sudah memiliki cetak biru "revolusi industri hijau" yang memuat larangan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inggris telah berinvestasi 12 miliar Euro untuk industri ramah lingkungan ini. Johnson mengharapkan pihak swasta akan menyumbang lebih dari tiga kali lipat jumlah investasi tersebut.

"Pemulihan planet dan ekonomi harus bisa berjalan beriringan," kata dia dikutip dari CNN, Rabu (18/11/2020).

ADVERTISEMENT

Untuk mempercepat penjualan kendaraan yang lebih ramah lingkungan pemerintah akan mengeluarkan 1,3 miliar Euro untuk pembangunan SPBU kendaraan listrik dan 500 juta Euro untuk pengembangan dan produksi baterai mobil listrik.

Selain itu 582 juta Euro untuk subsidi agar warga Inggris yang ingin membeli kendaraan listrik bisa mendapatkan harga yang lebih murah.

Namun larangan ini membuat industri otomotif terseok-seok karena adanya ketidakpastian keluarnya Inggris dari Uni Eropa dan tertekannya ekonomi akibat virus Corona.

Kepala Eksekutif Society of Motor Manufacturers and Trades Mike Hawes mengungkapkan saat ini industri juga memiliki impian untuk menuju otomotif yang lebih ramah lingkungan.

"Produsen kendaraan juga telah berinvestasi miliaran untuk membuat masyarakat beralih ke kendaraan yang ramah lingkungan. Tapi tenggat waktu ini menjadi tantangan yang lebih besar untuk kami," jelas dia.

(dna/dna)

Hide Ads