BPH Migas memanfaatkan Dashboard Monitoring Jenis BBM Tertentu (JBT) untuk memantau distribusi. Dengan ini BPH Migas bisa memantau distribusi JBT secara akurat.
"Dengan menggunakan dashboard monitoring JBT pada Program Digitalisasi SPBU, maka BPH Migas dapat dengan akurat melakukan pengawasan dan monitoring terhadap distribusi Jenis BBM Tertentu (JBT)," Kata Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa dalam acara Konferensi Pers Penyelesaian Pelaksanaan Program Digitalisasi SPBU Pertamina di Gedung BPH Migas Jakarta, Senin (7/12/2020).
Pemanfaatan Dashboard Monitoring JBT ini dilakukan sebagai tindak lanjut Program Digitalisasi SPBU (IT Nozzle) sebagaimana yang tercantum dalam Surat Menteri ESDM kepada Menteri BUMN Nomor 2548/10/MEM.S/2018 tanggal 22 Maret 2018 dalam hal peningkatan akuntabilitas data penyaluran jenis BBM tertentu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program tersebut ditindaklanjuti dengan ditandatanganinya kerja sama digitalisasi SPBU antara PT Pertamina (Persero) dan PT Telkom Indonesia pada 31 Agustus 2019 lalu. Di tahun 2020 ini, BPH Migas harus memverifikasi dan menyetujui volume penyaluran JBT yang dilaksanakan oleh PT Pertamina (Persero) mencapai Rp 1,3 triliun setiap bulannya.
Oleh karena itu akurasi pelaksanaan verifikasi JBT agar tepat sasaran dinilai penting berkaitan dengan akuntabilitas penyaluran JBT. Pada agenda ini juga dilakukan live demo dashboard yang akan digunakan oleh BPH Migas untuk melakukan pengawasan distribusi JBT Bio Solar yang menampilkan informasi secara detail atau summary berupa profile SPBU, informasi ketahanan kuota, jumlah transaksi, transaksi tidak wajar, dan pencatatan nomor polisi secara real time.
Sementara itu Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mas'ud Khamid mengatakan saat ini SPBU sudah terdigitalisasi hampir seluruhnya. Beberapa fitur tambahan meliputi prepurchase (bayar dulu baru isi BBM), cashless program dengan menggunakan digital payment, pencatatan nomor polisi kendaraan yang menggunakan pengisian BBM subsidi, dan profiling customer yang berbasis loyalty program pada aplikasi MyPertamina.
Mas'ud menjelaskan dengan adanya Program Digitalisasi SBPU ini, maka Pertamina dapat memantau kondisi stok BBM, penjualan BBM serta transaksi pembayaran SPBU. Selain itu seluruh data tersebut juga dapat diakses secara langsung oleh sejumlah pihak berwenang, seperti Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, serta BPH Migas sehingga dapat saling mendukung untuk pengawasan penyaluran BBM termasuk yang bersubsidi yaitu bio solar (B30) dan penugasan yaitu premium.
Direktur Enterprise and Business Service Telkom, Edi Witjara pada kesempatan ini mengatakan Telkom tengah gencar bertransformasi menjadi digital telco dengan fokus pada tiga dominan bisnis digital, yakni digital connectivity, digital platform, dan digital services.
"Kami secara konsisten terus mempercepat pembangunan infrastruktur dan platform digital cerdas, mengembangkan talenta digital unggulan, mendorong kemampuan digital, dan tingkat adopsi digital bangsa, serta mengorkestrasi ekosistem digital untuk memberikan pengalaman digital terbaik, salah satunya diwujudkan dengan program Digitalisasi SPBU Pertamina ini," ungkapnya.
Sebagai informasi, acara ini juga dihadiri oleh Komite Pengawas BPH Migas, Marwansyah Lobo Balia dan Sumihar Panjaitan; Direktur BBM BPH Migas, Patuan Alfon S.; Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Mas'ud Khamid; Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga, Jumali; Executive Vice President Divisi Enterprise Service Telkom, M. Salsabil; serta Enterprise Project Director Telkom, Judi Achmadi.
(prf/hns)