Saudi Aramco Cari Pinjaman Rp 105 T

Saudi Aramco Cari Pinjaman Rp 105 T

Vadhia Lidyana - detikFinance
Rabu, 13 Jan 2021 14:53 WIB
Ilustrasi sektor migas
Foto: Ilustrasi Migas (Fauzan Kamil/Infografis detikcom)
Jakarta -

Produsen minyak terbesar di dunia yakni Saudi Aramco sedang mencari pinjaman dana sebesar US$ 7,5 miliar atau sekitar Rp 105,6 triliun (kurs Rp 14.083). Perusahaan asal Arab Saudi tersebut dikabarkan sedang menjaring calon investor yang berminat.

Dilansir dari Bloomberg, Rabu (13/1/2021), seorang sumber yang terlibat dalam pembicaraan internal perusahaan mengatakan, Saudi Aramco tengah menyiapkan paket-paket pendanaan untuk ditawarkan kepada investor. Pembicaraan internal itu dilakukan bersamaan dengan penjualan saham di unit pipa yang berpotensi menghasilkan pendanaan sekitar US$ 10 miliar atau sekitar Rp 140 triliun.

Upaya memperoleh pendanaan itu akan menjadi fase pertama dari strategi Aramco untuk mengumpulkan uang dengan menjual hak sewa atau kepemilikan di aset non-inti. Hal ini mirip dengan strategi produsen minyak Uni Emirat Arab (UEA) yakni Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) dalam beberapa tahun terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aramco selama ini mempertahankan utang perusahaan dalam jumlah yang minimal. Kini, perusahaan semakin memanfaatkan sumber pendanaan baru demi mempertahankan pembayaran dividen tahunan sebesar US$ 75 miliar atau sekitar Rp 1.056 triliun pada saat harga minyak turun.

Dividen itu sebagian besar masuk ke kantong negara, yang kini tengah membutuhkan uang untuk mendanai anggarannya. Hingga saat ini, 98% saham Aramco memang masih dimiliki pemerintah.

ADVERTISEMENT

Saat ini, rasio utang terhadap ekuitas perusahaan dilaporkan telah meningkat menjadi 21,8%. Angka itu menunjukkan kenaikan di mana target perusahaan hanyalah di kisaran 5-15%. Utang perusahaan juga naik setelah mengambil pinjaman untuk membayar akuisisi Saudi Basic Industries Corp, produsen bahan kimia lokal pada 2020 lalu sebesar US$ 69 miliar atau setara Rp 971 triliun.

Dalam segala proses pencarian pendanaan terbaru tersebut di atas, Aramco bekerja sama dengan penasihat termasuk JPMorgan Chase & Co dan Moelis & Co, bank investasi Wall Street yang juga terlibat dalam kesepakatan ADNOC.

Sayangnya, hingga sampai saat ini Aramco menolak berkomentar.

(dna/dna)

Hide Ads