Kementerian ESDM Minta PLN Kembangkan Lagi Aplikasi Charge.IN

Kementerian ESDM Minta PLN Kembangkan Lagi Aplikasi Charge.IN

Jihaan Khoirunnisaa - detikFinance
Senin, 01 Feb 2021 22:52 WIB
PT PLN (Persero) luncurkan aplikasi Charge-In. Aplikasi ini membantu pengguna kendaraan listrik mencari SPKLU terdekat hingga monitor pengisian daya.
Ilustrasi/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Aplikasi pengisian baterai Charge.IN milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) diapresiasi Kementerian ESDM. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, kehadiran aplikasi ini akan mempermudah pengguna dalam mengontrol dan memonitor pengisian baterai baik mobil maupun motor listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Meski begitu pihaknya meminta PLN agar terus mengembangkan teknologi dalam aplikasi tersebut.

"Kami berharap PLN dapat terus mengembangkan teknologi dalam aplikasi ini, salah satunya penambahan fitur dan kemudahan metode pembayaran yang mempermudah masyarakat dalam pengisian kendaraan listrik dan pada akhirnya menarik minat masyarakat untuk beralih ke KBLBB," ungkap Rida dalam keterangan tertulis, Senin (2/1/2021).

Sebagai aplikasi charging pertama, Rida berharap aplikasi ini dapat mendukung akselerasi program KBLBB, sebagaimana amanat dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan dan dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 tahun 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, pembangunan ekosistem KBLBB juga mendapat sambutan baik dari Kementerian Perhubungan RI. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap mendukung program tersebut dengan menerbitkan sederet aturan.

"Kementerian Perhubungan telah berkomitmen untuk mendukung program tersebut dengan menerbitkan beberapa regulasi terkait KBLBB, salah satunya terkait dengan kesiapan berbagai infrastruktur bidang pengujian tipe kendaraan bermotor," ujar Budi.

Adapun program kendaraan listrik ini sejalan dengan rencana pemerintah Indonesia untuk menekan impor BBM melalui Grand Strategi Energi Nasional yang kini tengah disusun. Pemerintah menargetkan sebanyak 2 juta unit mobil dan 13 juta unit motor listrik pada tahun 2030. Dengan begitu diharapkan dapat menggantikan konsumsi BBM sekitar 77 ribu barel per hari, sehingga menurunkan emisi GRK sebesar 7,23 juta ton CO2.

ADVERTISEMENT

Untuk diketahui, sampai dengan saat ini telah terbangun 101 unit Charging Station di 73 lokasi yang tersebar di beberapa area, seperti SPBU, SPBG, perkantoran, perhotelan, pusat perbelanjaan, area parkir, maupun rest area di sepanjang jalur tol.

Di samping itu, upaya PLN dalam mendukung percepatan infrastruktur KBLBB juga didukung dengan penambahan jumlah SPKLU di berbagai titik lokasi. Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2020, PLN mendapat tugas dalam penyediaan infrastruktur pengisian kendaraan bermotor listrik dengan rencana penambahan hingga 24.720 unit untuk 10 tahun ke depan.

"PLN berharap kehadiran Charge.IN dapat mendorong pergerakan penggunaan KBLBB ke depan menjadi lebih masif sehingga pada akhirnya ketika kita semua beraktivitas bersama-sama menggunakan KBLBB, maka akan tercipta udara yang lebih bersih, lebih efisien, membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih ramah lingkungan dan modern," ungkap Direktur Utama PLN Zulkifli Zain.

Sebagai informasi, pada tanggal 17 Desember 2020, Kementerian ESDM telah melakukan Public Launching KBLBB. Berbagai instansi telah menunjukkan komitmennya dalam mempercepat KBLBB, yaitu untuk penggunaan KBLBB sebanyak 757.139 unit kendaraan roda dua dan 19.220 unit kendaraan roda 4 sampai dengan tahun 2025.

(prf/hns)

Hide Ads