Jika Pertamina bisa tetap mencetak laba, bagaimana dengan perusahaan raksasa migas lainnya seperti Chevron dan ExxonMobil? Dua raksasa migas ini keok dihajar Corona. Kedua perusahaan ini terpaksa melakukan efisiensi biaya operasional agar bisa bertahan di tengah pandemi.
Perusahaan juga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) banyak pegawai agar biaya operasional bisa ditekan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang, industri migas mengalami tekanan akibat pembatasan yang dilakukan di banyak negara demi menekan penyebaran virus Corona.
Exxon dan Chevron memang membukukan kerugian pada kuartal III. Kedua perusahaan memberhentikan pegawai mereka demi memangkas biaya operasional setiap bulannya. Exxon melakukan PHK untuk 15% pegawai.
Harga minyak AS mengalami penurunan hingga 41% akibat pandemi COVID-19 yang membuat orang terpaksa di rumah demi menekan penyebaran virus di berbagai negara.
Memang sempat terjadi pemulihan permintaan seperti Jerman, India, dan AS. Tetapi hal tersebut tidak mendorong kinerja perusahaan sama sekali. Direktur Keuangan Chevron Pierre Breber mengungkapkan jika prospek konsumsi energi ini bergantung dengan pengendalian pandemi di berbagai negara.
Sementara itu saham Exxon turun 1% menjadi US$ 32,62 pada Jumat lalu. Kemudian saham Chevron sempat mencatatkan kenaikan 1% menjadi US$ 69,5 setelah sempat turun 40%.
Analis energy Raymond James mengungkapkan rencana PHK yang dilakukan Exxon ini juga bertujuan agar perusahaan tidak semakin terpuruk. Perusahaan berupaya menahan dividen karena arus kas yang keluar saat ini sangat signifikan.
Direktur Energy di Palissy Advisors Anish Kapadia mengungkapkan penahanan dividen oleh Exxon ini berpotensi menambah divestasi.
(hek/eds)