Proyek Minyak Terbesar di Alaska Era Trump Diminta Disetop

Proyek Minyak Terbesar di Alaska Era Trump Diminta Disetop

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 17 Feb 2021 10:41 WIB
Donald Trump lolos dari pemakzulan: Apa dampak bagi dirinya, Joe Biden, dan Amerika Serikat?
Foto: BBC World
Jakarta -

Pengadilan menghentikan pembangunan proyek minyak mentah ConocoPhillips senilai lebih dari US$ 2 miliar di Alaska. Hal itu berdasarkan hasil banding pengadilan. Hal itu menyebabkan tertundanya rencana salah satu proyek minyak terbesar dalam sejarah North Slope, Alaska.

Melansir Reuters, Rabu (17/2/2021), Pengadilan Banding Sirkuit ke-9 memihak penggugat lingkungan dan penduduk asli yang menentang persetujuan administrasi Trump untuk proyek Willow ConocoPhillips.

Trump menjadikan pengeboran minyak dan gas sebagai prioritas selama masa jabatan empat tahun. Namun penggantinya, Joseph Biden telah mengambil beberapa langkah untuk membatasi pengembangan bahan bakar fosil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintahan Trump menyetujui rencana pengembangan Willow pada bulan Oktober. Izin menambang untuk kerikil dan membangun jalan dikeluarkan pada 20 Januari, tepat sebelum Biden dilantik sebagai presiden ke-46 negara itu.

Akhirnya, perintah yang dikeluarkan Sabtu malam melarang ConocoPhillips melakukan penambangan kerikil dan pembangunan jalan untuk proyek tersebut saat gugatan sedang berlangsung.

ADVERTISEMENT

Menurut perkiraan ConocoPhillips sebelumnya, Willow menyimpan 590 juta barel minyak yang dapat diperoleh kembali dan dapat memproduksi hingga 160.000 barel per hari pada tahun 2024.

Terletak di lahan federal di Cadangan Minyak Nasional Alaska, Willow akan menjadi ladang minyak penghasil paling barat di Lereng Utara. Putusan pengadilan menyimpulkan bahwa pekerjaan kerikil ConocoPhillips akan menyebabkan kerusakan lingkungan yang tidak dapat diperbaiki.

Karena sebagian besar konstruksi ladang minyak North Slope terbatas pada musim dingin, keputusan pengadilan banding kemungkinan besar melarang konstruksi sampai setidaknya Januari. Itu menurut keterangan Bridget Psarianos, seorang pengacara pada Trustees for Alaska, firma hukum lingkungan yang mewakili penggugat.

(toy/fdl)

Hide Ads