Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan perlunya digitalisasi lewat teknologi smart grid untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik. Ia menyebut Kementerian ESDM telah membuat peta jalan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).
"Diharapkan sampai dengan 2030 telah tersedia 31.859SPKLU di lokasi yang tersebar Jakarta, Bandung,Tangerang, Surabaya, dan Bali. SedangkanSPBKLU untuk kendaraan listrik roda dua ditargetkan mencapai 67.000 pada 2030," ujar Arifin dalam keterangan tertulis, Selasa (2/3/2021).
Pernyataan ini disampaikan Arifin dalam webinar bertajuk 'Implementasi Smart Grid'. Sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan regulasi untuk mendukung kendaraan listrik dengan mengeluarkan Permen ESDM Nomor 13 Tahun 2020 yang merupakan turunan dari Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk mewujudkan program ini, diperlukan digitalisasi yang dapat memudahkan konsumen dalam melakukan pengisian listrik pada SPKLU dan penggantian baterai pada SPBKLU," tutur Arifin.
Direktur Perencanaan Korporat PT PLN (Persero), Ikbal Nur mengatakan mengatakan smart grid merupakan bagian dari transformasi PLN. Transformasi ini terdiri dari empat pilar, yaitu green, lean, inovatif, dan customer-focused.
"Di (pilar) inovatif, kami juga mendukung program kendaraan listrik melalui charging stations kendaraan listrik," kata Ikbal.
Sementara untuk keterlibatan konsumen,PLN telah mengeluarkan aplikasi Charge.IN bagi pengguna kendaraan listrik.Ikbal mengatakanPLN siap menyongsong era kendaraan listrik dengan melakukan persiapan-persiapan yang tertuang dalam rencana jangka menengah dan rencana jangka panjangPLN.
Ikbal juga mengatakan secara umum implementasi smart grid PLN saat ini fokus pada keandalan, efisiensi, customer experience, dan produktivitas grid dengan estimasi CAPEX/belanja modal Rp 10-25 triliun.
"Sedangkan tahap berikutnya, PLN fokus pada ketahanan (resiliency), customer engagement, sustainability, dan self healing dengan estimasi CAPEX Rp 30-50 triliun," lanjutnya.
Sebagai informasi, webinar ini merupakan bagian dari rangkaian webinar smart grid yang dimulai sejak 9 Februari 2021. Sebelumnya, topik yang diangkat adalah mengenai konsep dan definisi smart grid, serta investasi smart grid. Kali ini, narasumber yang hadir membahas implementasi smart grid serta kisah sukses pengembangan smart grid di India dan Belgia.
(ega/ega)