Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari meninjau pabrik perakitan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) milik PT Bambang Djaja. Menurut Ida, SPKLU merupakan peluang bisnis yang harus dimanfaatkan oleh produsen dalam negeri.
Ia menjelaskan, pemerintah telah mengeluarkan regulasi terkait infrastruktur pengisian listrik untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang memberikan kemudahan pada investasi SPKLU. Adapun hal ini Ia sampaikan saat meninjau SPKLU yang berlokasi di Ngoro Industrial Park, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur pada Jumat (26/2).
Lebih lanjut, Ida menyampaikan bahwa Pemerintah memberikan dukungan bagi para pelaku usaha, untuk memproduksi infrastruktur pengisian kendaraan listrik umum termasuk pada PT Bambang Djaja. Hal itu seperti yang ada dalam Peraturan Menteri (Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 13 Tahun 2020 tentang Penyediaan Infrastruktur Pengisian Listrik untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ida mengungkap, dengan peraturan tersebut pemerintah telah mengatur standard dan safety, skema bisnis/mekanisme bisnis, dan tarif SPKLU. Dalam tinjauannya, Ida juga berpesan agar PT Bambang Djaja segera mengurus perizinan-perizinan yang diperlukan terkait penyediaan SPKLU.
"Bambang Djaja dapat segera mengurus perizinan-perizinan yang diperlukan terkait penyediaan SPKLU ini," ujar Ida dalam keterangan tertulis, Selasa (2/3/2021).
Sementara itu Direktur PT Bambang Djaja, Daud Prasetio menyampaikan kesiapan pihaknya dalam memproduksi peralatan SPKLU. Ia mengungkap, nantinya SPKLU ini akan dipasang di berbagai lokasi di Indonesia.
Adapun peralatan SPKLU produksi PT Bambang Djaja telah memiliki 3 tipe soket pengisian ulang, yaitu Type-2 untuk pengisian Arus Bolak Balik, CHAdeMO untuk pengisian Arus Searah, dan CCS2 untuk pengisian kombinasi Arus Searah dan Arus Bolak Balik. Daud menyampaikan, peralatan SPKLU produksi PT Bambang Djaja saat ini telah siap dipasarkan.
"Kami juga meminta dukungan kepada Pemerintah dalam percepatan penyediaan infrastruktur KBL BB, di antaranya dengan mendorong peningkatan ketersediaan bahan baku silicon steel dan peralatan penunjang produksi SPKLU," pungkas Daud.
Adapun pada tahun 2016, PT Bambang Djaja berhasil menjadi perusahaan "murni Indonesia" dengan kepemilikan saham 100% dalam negeri pertama yang pernah memproduksi Trafo Daya dengan tegangan 150 kV.
Daud pun menerangkan, pihaknya berencana untuk terus tumbuh dengan rencana peningkatan trafo daya hingga tegangan 500 kV. Juga berpartisipasi sebagai produsen peralatan SPKLU di dalam negeri.
Sebagai informasi, PT Bambang Djaja atau yang juga dikenal sebagai B&D Transformer merupakan produsen Power, Distribution, and Instrument Transformer di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1985 di Surabaya, Indonesia. PT Bambang Djaja mengunggulkan dan melengkapi diri dengan teknologi terbaru, permesinan, dan profesional berkualifikasi tinggi untuk melayani permintaan transformator yang terus meningkat baik di Indonesia maupun global.
(mul/hns)