Perusahaan tambang, Rio Tinto melaporkan dua pimpinan perusahaan akan mundur dari jabatannya. Keputusan itu diambil atas tuntutan dari investor terkait peristiwa hancurnya dua situs bersejarah Aborigin kuno yang digunakan untuk memperluas tambangnya di Australia yang terjadi tahun lalu.
Dalam laporan itu menunjukan Direktur Rio Tinto Simon Thompson akan mundur setelah rapat umum tahunan tahun depan, sementara direktur non-eksekutif Michael L'Estrange akan mundur dari dewan setelah rapat tahun ini.
"Saya pada akhirnya bertanggung jawab atas kegagalan yang menyebabkan peristiwa tragis ini," kata Thompson, dikutip dari Reuters, Rabu (3/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Thompson dan L'Estrange telah lama mendapat tekanan dari publik dan investor yang terus menuduh peristiwa tahun lalu sebagai kesalahan dari penanganan dewan perusahaan. Ditambah lagi penyelidikan peristiwa itu disebut tidak menemukan satu orang pun yang bertanggung jawab.
Dewan Investor Superannuation Australia (ACSI) menyambut baik perubahan dewan sebagai pengakuan atas akuntabilitas atas kegagalan budaya dan operasional. Menurutnya mundurnya dua pimpinan perusahaan Rio Tinto memberikan kesempatan untuk pembaruan dewan yang baru.
"Kerusakan gua Juukan mengakibatkan kerugian budaya yang sangat besar. Pengumuman hari ini adalah langkah menuju perusahaan membangun kembali hubungan dengan Pemilik Tradisional, "kata CEO ACSI Louise Davidson.
Direktur independen Sam Laidlaw dan Simon McKeon akan memimpin pencarian pimpinan baru bagi Rio Tinto.
Sebagai informasi, Rio Tinto telah meledakkan gua berusia 46.000 tahun tahun di Jurang Juukan di wilayah Pilbara, Australia Barat pada Mei Tahun lalu dan menghancurkan salah satu peninggalan bersejarah yang ditempati oleh penduduk asli Australia. Atas peristiwa itu, tahun lalu juga CEO Rio Tinto Jean-Sebastien Jacques dan dua deputi lainnya telah lebih dulu mengundurkan diri dari jabatannya.
Jacques, yang mengundurkan diri dari perannya pada akhir tahun 2020. Dia pun diketahui menerima total remunerasi sebesar 13,3 juta poundsterling di bawah aturan akuntansi Australia, naik dari 7,1 juta poundsterling setahun sebelumnya.
Simak juga video 'Situs Bangunan Kuno di Lereng Bromo, Diduga dari Kerajaan Singasari':