Kapasitas 1.500 KL, TBBM Labuan Bajo Diharap Tingkatkan Ketahanan Stok

Kapasitas 1.500 KL, TBBM Labuan Bajo Diharap Tingkatkan Ketahanan Stok

Angga Laraspati - detikFinance
Jumat, 26 Mar 2021 18:06 WIB
Pertamina bangun TBBM di Manggarai Barat
Foto: Yudistira Imandiar/detikcom
Jakarta -

Dalam mengembangkan pariwisata premium Labuan Bajo PT Pertamina (Persero) bersinergi dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III untuk membuat Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) berkapasitas 1.500 KL. TBBM ini diharapkan akan meningkatkan keandalan suplai BBM dan Avtur serta memenuhi kebutuhan energi bagi masyarakat Kabupaten Manggarai Barat dan Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Pembangunan TBBM Labuan Bajo ini ditandai dengan Groundbreaking yang dilakukan Menteri Perhubungan Republik Indonesia (RI) Budi Karya Sumadi, dan disaksikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Arifin Tasrif, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama Pelindo III Boy Robyanto serta Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Josef Nae Soi.

Kolaborasi Pertamina dengan Pelindo III dalam pengembangan infrastruktur energi TBBM di Labuan Bajo kali ini juga mencakup pembangunan infrastruktur laut termasuk dermaga dan berbagai fasilitas pendukung. Proyek ini akan dikembangkan di Terminal Multipurpose Wae Kelambu Labuan Bajo milik Pelindo III.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan kehadiran TBBM Labuan Bajo diharapkan dapat meningkatkan ketahanan stok BBM serta sekaligus dapat memotong rantai distribusi penyaluran BBM yang sebelumnya disuplai dari TBBM di luar wilayah Manggarai Barat.

"Labuan Bajo telah ditetapkan menjadi salah satu dari 5 destinasi wisata super prioritas. Kita berharap pelaksanaan pembangunan TBBM dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan dan dapat diselesaikan sesuai target dan mulai beroperasi pada tahun 2023 sehingga peningkatan perekonomian masyarakat di sekitar dapat terwujud," imbuh Arifin dalam keterangan tertulis, Jumat (26/3/2021).

ADVERTISEMENT

Ia juga mengapresiasi Pertamina yang meskipun di tengah pandemi COVID-19 tetap semangat dalam memenuhi kebutuhan BBM untuk masyarakat.

"Pembangunan TBBM adalah salah satu usaha untuk mewujudkan ketahanan energi. Saat ini Pertamina telah memiliki infrastruktur yang cukup memadai dan akan terus dilengkapi," ujar Arifin.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan pelabuhan ini akan menyumbang kontribusi yang positif, ditambah dengan terminal yang nanti menjadi terminal international sehingga harus dipastikan keandalan dari avturnya dengan jarak tidak sampai 10 km. Budi tak luput memberikan apresiasinya atas kolaborasi dan sinergi BUMN tersebut, sehingga di tengah Pandemi tetap semangat membangun infrastruktur energi.

"Begitu indahnya Labuan Bajo, jadi kita orang Indonesia harus bangga. Dengan adanya TBBM ini pasti memberikan dukungan energi secara langsung di Labuan Bajo," ujar Budi.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menuturkan proyek infrastruktur BBM Labuan Bajo merupakan milestone penting bagi Indonesi. Hal ini sejalan dengan program pemerintah dalam menjadikan Labuan Bajo sebagai wilayah pariwisata yang premium.

"Dengan hadirnya TBBM ini, maka ketahanan stok akan meningkat menjadi sekitar 17 hari sekaligus meningkatkan penggunaan BBM berkualitas tinggi yang ramah lingkungan," ucap Nicke.

Nicke menambahkan, pasokan saat ini di supply dari 4 TBBM yang terdekat berjarak 200 Km. Apalagi Avtur di supply dari TBBM yang berjarak 400 Km dengan waktu tempuh 10 jam.

"Dengan pembangunan TBBM Labuan Bajo ini akan menambah kualitas layanan Pertamina, khususnya untuk mendukung switching konsumen ke BBK, sehingga sejalan dengan program pemerintah NTT dalam menginisiasi clean energy," imbuh Nicke.

Menurut Nicke, komitmen Pertamina ini akan terus berlanjut untuk terus mendukung destinasi wisata dan pengembangan daerah lain seperti kawasan industri, kawasan ekonomi khusus dan lain-lain.

Pada kesempatan yang sama Direktur Utama Pelindo III Boy Robyanto mengatakan keberadaan terminal BBM di Terminal Multipurpose Pelabuhan Labuan Bajo merupakan bagian dari konsep pelabuhan sebagai pendukung ketahanan energi.

Menurutnya fasilitas pelabuhan yang memadai untuk lalu lintas barang dan energi dibutuhkan untuk mendukung kemajuan ekonomi suatu daerah. Keberadaan Terminal Multipurpose Pelabuhan Labuan Bajo sekaligus untuk mengantisipasi peningkatan arus logistik pasca Labuan Bajo ditetapkan sebagai tujuan wisata super premium.

"Secara keseluruhan pelabuhan ini memiliki luas area 6 Ha dan dipergunakan untuk kegiatan peti kemas, general cargo, dan curah cair (BBM)," katanya.

Terminal Multipurpose Pelabuhan Labuan Bajo akan didukung dengan dermaga sepanjang 120 meter, lapangan penumpukan sisi laut seluas 3 Ha dengan kapasitas peti kemas mencapai 75.000 TEUs per tahun. Area darat seluas 3 Ha diperuntukkan untuk area kantor dan fasilitas penunjang kegiatan operasional serta Terminal BBM.

"Pembangunan secara fisik saat ini sudah mencapai 97% dengan target selesai pada akhir April 2021," pungkasnya.

(akn/hns)

Hide Ads