Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat kembali beroperasi usai insiden kebakaran tangki T-301 pada Senin dini hari (29/3). Saat kebakaran, sempat dilakukan normal shut down untuk meminimalisir dampak.
Tahapan start up sudah dimulai sejak 31 Maret 2021 dengan menjalankan kembali primary processing CDU (Crude Destilation Unit). Berikutnya dilakukan start up secondary processing unit secara bertahap, mulai dari unit RCC (Residual Catalytic Cracker) yang mengolah residu menjadi produk bernilai tinggi dan tanggal 7 April sudah beroperasi normal. Serta, erta unit KLBB (Kilang Langit Biru Balongan) yang menghasilkan produk BBM telah beroperasi normal.
"Dengan start up ini, Kilang Balongan akan memulai operasionalnya dan kembali memproduksi produk-produk kilang, diawali dengan produksi BBM," jelas Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Ifki Sukarya dalam keterangannya, Jumat (8/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk alih supply saat ini mulai disesuaikan secara bertahap, seiring dengan mulai beroperasinya Kilang Balongan. Saat Kilang Pertamina Balongan belum beroperasi normal, pasokan BBM untuk Jakarta dipenuhi dari kilang Pertamina lainnya seperti Kilang Dumai, Cilacap, Balikpapan, dan Kilang TPPI Tuban dengan cara memaksimalkan kapasitas produksi. Pertamina menjamin pasokan BBM tetap aman tanpa perlu melakukan impor tambahan.
Ifki menambahkan, Kilang Pertamina Balongan memiliki kapasitas pengolahan sebesar 125 ribu barel per hari atau setara dengan 12% dari total kapasitas produksi nasional. Kilang ini memasok kebutuhan BBM untuk DKI Jakarta, Banten, dan sebagian Jawa Barat.
Kilang Pertamina Balongan memiliki peran dalam menjaga kestabilan pasokan BBM, terutama Premium, Pertamax, dan LPG yang disalurkan ke DKI Jakarta, Banten, sebagian Jawa Barat, dan sekitarnya.
"Produk utama Kilang Pertamina Balongan seperti Premium, Pertamax, Pertamax Turbo, Solar, Avtur, LPG, dan Propylene, yang semuanya memiliki kontribusi yang besar dalam menghasilkan pendapatan baik bagi PT Pertamina (Persero) maupun bagi negara," tutup Ifki.