PTBA Buka-bukaan Proyek Gasifikasi Batu Bara hingga PLTS Soetta

PTBA Buka-bukaan Proyek Gasifikasi Batu Bara hingga PLTS Soetta

Hendra Kusuma - detikFinance
Jumat, 30 Apr 2021 17:14 WIB
Sejumlah pekerja melakukan bongkar muat batu bara menggunakan alat berat di pelabuhan krakatau bandar samudera, Cigading, Cilegon (8/3/2013). Direktur Jendral Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi Sumber Daya Manusia (ESDM), Thamrin Shite mengatakan untuk mengendalikan produksi batu bara, pemerintah menetapkan kuota produksi secara nasional. File/detikFoto.
Ilustrasi/Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta -

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat banyak proyek yang sedang dikebut. Mulai dari gasifikasi batu bara yang kini menjadi proyek strategis nasional (PNS) hingga proyek angkutan batu bara.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto dalam konferensi pers kinerja triwulan I-2021, Jumat (30/4/2021). Untuk gasifikasi batu bara, Suryo mengatakan proyek ini ada berkat Perpres Nomor 109 Tahun 2020 yang ditandatangani Presiden Jokowi pada 17 November 2020.

Ada dua proyek gasifikasi yang digarap oleh PTBA, yaitu hilirisasi gasifikasi batu bara di Tanjung Enim dan kawasan bukit asam coal based industrial estate (BACBIE) di Tanjung Enim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di kawasan industri inilah project gasifikasi batu bara pertama di Indonesia akan dibangun dan dalam pengembangannya akan terus dibangun pengembangan hilirisasi berbasis batu bara yang lain," ujarnya.

Proyek strategis PTBA yaitu PLTU mulut tambang Sumsel-8, Suryo menjelaskan PLTU ini berkapasitas 2x620 MW dengan nilai mencapai US$ 1,68 miliar dan PLTU ini bagian dari program 35.000 MW dan dibangun oleh perseroan melalui PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) sebagai independent power producer (IPP).

ADVERTISEMENT

Suryo menjelaskan, PT HBAP adalah perusahaan konsorsium antara PTBA dengan China Huadian Hongkong Company Ltd.

"Proses pembangunan proyek PLTU yang nantinya membutuhkan 5,4 juta ton batu bara per tahun ini telah mencapai penyelesaian proyek sebesar 75,6%. Pembangkit listrik ini diharapkan bisa beroperasi penuh secara komersial pada Maret 2022," katanya.

Selanjutnya, dikatakan Suryo, PTBA juga akan masuk pada proyek energi bersih atau energi baru terbarukan (EBT) dalam hal ini proyek pembangunan PLTS di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero).

Program tersebut sudah berjalan dan PTBA bersama AP II sedang menjajaki pembangunan PLTS tahap selanjutnya di bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II. Suryo mengatakan rencananya kerja sama itu berupa 720 solar panel system dengan photovoltaic berkapasitas maksimal 241 kilowatt-peak (kWp) dan terpasang di gedung Airport Operation Control Center (AOCC).

Selain itu, PTBA juga akan mengembangkan PLTS di lahan pasca tambang milik perusahaan yang berada di Ombilin, Sumatera Barat dan Tanjung Enim, Sumatera Selatan.

"Masing-masing lahan bekas tambang akan terpasang PLTS dengan kapasitas masing-masing mencapai 200 Mw. Saat ini PLTS sedang dalam tahap pembahasan dengan PLN untuk bisa menjadi IPP," ujarnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Sementara untuk pengembangan kapasitas angkutan batu bara, Suryo mengatakan PTBA melakukan kerja sama dengan beberapa BUMN lainnya seperti PT Pelindo II (Persero). Di sini, PTBA menandatangani HoA atau perjanjian induk dengan Pelindo II untuk pengembangan kapasitas angkutan batu bara atau komoditas lainnya melalui sungai dan pelabuhan di Sumatera Selatan.

"Kerjasama pengembangan angkutan batu bara ini dilakukan untuk menyukseskan tujuan pembangunan koridor ekonomi Sumatera Selatan sebagai lumbung energi nasional," jelasnya.

Terakhir adalah proyek angkutan batu bara yang bekerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Suyo menjelaskan kerja sama proyek ini adalah pengembangan kapasitas 72 juta ton per tahun pada tahun 2055 di Tanjung Enim arah utara dan Tanjung Enim arah selatan.

Untuk arah utara, dia menjelaskan dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun, beserta fasilitas dermaga baru Kramasan yang dibangun oleh PT KAI dan direncanakan akan beroperasi pada tahun 2024, di samping itu kapasitas angkut 5 juta ton per tahun telah berhasil dioperasikan pada Dermaga Kertapati sejak Triwulan I-2020 dan akan ditingkatkan menjadi kapasitas 7 juta Ton pada kuartal III-2021.

Lalu, Tanjung Enim arah Selatan yaitu Tarahan-1, pengembangan kapasitas jalur eksisting menjadi 25 juta ton per tahun, Tarahan-2, dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun dan direncanakan akan beroperasi pada Juli tahun 2025.

Sementara potensi produksi batu bara, Suryo mengungkapkan bisa mencapai 36 juta ton per tahun. Namun demikian, Perseroan menargetkan total produksi batu bara sebesar 30,6 juta ton di tahun 2021.

Sementara total produksi batu bara PTBA, selama kuartal I-2021 mencapai 4,5 juta ton dengan penjualan sebanyak 5,9 juta ton. Perseroan menargetkan kenaikan volume produksi batu bara dari 24,8 juta ton pada tahun 2020 menjadi 29,5 juta ton pada tahun 2021.


Hide Ads