PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat banyak proyek yang sedang dikebut. Mulai dari gasifikasi batu bara yang kini menjadi proyek strategis nasional (PNS) hingga proyek angkutan batu bara.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto dalam konferensi pers kinerja triwulan I-2021, Jumat (30/4/2021). Untuk gasifikasi batu bara, Suryo mengatakan proyek ini ada berkat Perpres Nomor 109 Tahun 2020 yang ditandatangani Presiden Jokowi pada 17 November 2020.
Ada dua proyek gasifikasi yang digarap oleh PTBA, yaitu hilirisasi gasifikasi batu bara di Tanjung Enim dan kawasan bukit asam coal based industrial estate (BACBIE) di Tanjung Enim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di kawasan industri inilah project gasifikasi batu bara pertama di Indonesia akan dibangun dan dalam pengembangannya akan terus dibangun pengembangan hilirisasi berbasis batu bara yang lain," ujarnya.
Proyek strategis PTBA yaitu PLTU mulut tambang Sumsel-8, Suryo menjelaskan PLTU ini berkapasitas 2x620 MW dengan nilai mencapai US$ 1,68 miliar dan PLTU ini bagian dari program 35.000 MW dan dibangun oleh perseroan melalui PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) sebagai independent power producer (IPP).
Suryo menjelaskan, PT HBAP adalah perusahaan konsorsium antara PTBA dengan China Huadian Hongkong Company Ltd.
"Proses pembangunan proyek PLTU yang nantinya membutuhkan 5,4 juta ton batu bara per tahun ini telah mencapai penyelesaian proyek sebesar 75,6%. Pembangkit listrik ini diharapkan bisa beroperasi penuh secara komersial pada Maret 2022," katanya.
Selanjutnya, dikatakan Suryo, PTBA juga akan masuk pada proyek energi bersih atau energi baru terbarukan (EBT) dalam hal ini proyek pembangunan PLTS di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero).
Program tersebut sudah berjalan dan PTBA bersama AP II sedang menjajaki pembangunan PLTS tahap selanjutnya di bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II. Suryo mengatakan rencananya kerja sama itu berupa 720 solar panel system dengan photovoltaic berkapasitas maksimal 241 kilowatt-peak (kWp) dan terpasang di gedung Airport Operation Control Center (AOCC).
Selain itu, PTBA juga akan mengembangkan PLTS di lahan pasca tambang milik perusahaan yang berada di Ombilin, Sumatera Barat dan Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
"Masing-masing lahan bekas tambang akan terpasang PLTS dengan kapasitas masing-masing mencapai 200 Mw. Saat ini PLTS sedang dalam tahap pembahasan dengan PLN untuk bisa menjadi IPP," ujarnya.
Berlanjut ke halaman berikutnya.