Sementara untuk pengembangan kapasitas angkutan batu bara, Suryo mengatakan PTBA melakukan kerja sama dengan beberapa BUMN lainnya seperti PT Pelindo II (Persero). Di sini, PTBA menandatangani HoA atau perjanjian induk dengan Pelindo II untuk pengembangan kapasitas angkutan batu bara atau komoditas lainnya melalui sungai dan pelabuhan di Sumatera Selatan.
"Kerjasama pengembangan angkutan batu bara ini dilakukan untuk menyukseskan tujuan pembangunan koridor ekonomi Sumatera Selatan sebagai lumbung energi nasional," jelasnya.
Terakhir adalah proyek angkutan batu bara yang bekerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Suyo menjelaskan kerja sama proyek ini adalah pengembangan kapasitas 72 juta ton per tahun pada tahun 2055 di Tanjung Enim arah utara dan Tanjung Enim arah selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bukit Asam Tutup Cucu Usaha di Singapura |
Untuk arah utara, dia menjelaskan dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun, beserta fasilitas dermaga baru Kramasan yang dibangun oleh PT KAI dan direncanakan akan beroperasi pada tahun 2024, di samping itu kapasitas angkut 5 juta ton per tahun telah berhasil dioperasikan pada Dermaga Kertapati sejak Triwulan I-2020 dan akan ditingkatkan menjadi kapasitas 7 juta Ton pada kuartal III-2021.
Lalu, Tanjung Enim arah Selatan yaitu Tarahan-1, pengembangan kapasitas jalur eksisting menjadi 25 juta ton per tahun, Tarahan-2, dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun dan direncanakan akan beroperasi pada Juli tahun 2025.
Sementara potensi produksi batu bara, Suryo mengungkapkan bisa mencapai 36 juta ton per tahun. Namun demikian, Perseroan menargetkan total produksi batu bara sebesar 30,6 juta ton di tahun 2021.
Sementara total produksi batu bara PTBA, selama kuartal I-2021 mencapai 4,5 juta ton dengan penjualan sebanyak 5,9 juta ton. Perseroan menargetkan kenaikan volume produksi batu bara dari 24,8 juta ton pada tahun 2020 menjadi 29,5 juta ton pada tahun 2021.
(hek/ara)