Raksasa minyak Saudi Aramco melaporkan lonjakan laba bersih sebesar 30%. Peningkatan itu menandakan pasar minyak mulai pulih dari sebelumnya terpuruk selama 2020 akibat pandemi COVID-19.
Dalam rilis yang diterbitkan perusahaan Selasa (4/5), laba bersih Aramco naik menjadi US$ 21,7 miliar setara Rp 313 triliun (kurs Rp 14.426) selama kuartal I-2021. Naik dari US$ 16,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Angka tersebut mendekati tingkat pendapatan bersih pada kuartal I-2019, yaitu US$ 22,2 miliar.
Selain itu, lonjakan laba itu mengalahkan perkiraan beberapa analis sebesar U$ 17,24 miliar. Namun, produksi minyak lebih rendah pada Februari-Maret. Arus kas bebas pada kuartal I-2021 US$ 18,3 miliar, naik dari US$ 15 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip CNBC, Rabu (5/5/2021) Produsen minyak raksasa Arab Saudi itu juga mempertahankan dividennya, dengan US$ 18,8 miliar yang akan dibayarkan pada kuartal pertama dan kedua.
"Aramco mempertahankan ini karena memiliki biaya produksi minyak termurah di dunia, dengan cadangan minyak yang besar dan dikelola dengan sangat baik. Kini telah membuat komitmen untuk membagikan dividen karena dividen tersebut dibayarkan kepada masyarakat Arab Saudi yang memiliki saham," kata Presiden Transversal Consulting, Ellen Wald.
Wald mengatakan tahun lalu Aramco terpaksa memotong belanja modalnya secara drastis karena pandemi COVID-19 menghantam harga minyak. Perusahaan juga terus berencana untuk menjual aset penting guna mengumpulkan dana. Bahkan laba Aramco tahun lalu anjlok 25% karena permintaan minyak juga merosot.
Kini harga minyak kembali pulih, dengan patokan internasional harga minyak mentah Brent kira-kira dua kali lipat dari tahun lalu. Margin penyulingan dan bahan kimia juga mulai membaik.
"Momentum yang diberikan oleh pemulihan ekonomi global telah memperkuat pasar energi," kata Presiden dan CEO Aramco Amin Nasser.