'Harta Karun' Energi di Bali: Panas Bumi hingga Arus Laut

'Harta Karun' Energi di Bali: Panas Bumi hingga Arus Laut

Sui - detikFinance
Kamis, 10 Jun 2021 18:46 WIB
Sunset di Pantai Double Six
Ilustrasi/Foto: detik
Denpasar -

PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali memastikan ketersediaan sumber energi baru terbarukan (EBT) di Bali cukup melimpah. Berbagai potensi EBT itu mulai dari panas bumi hingga tenaga arus laut.

"Potensi EBT yang dapat dikembangkan di Bali antara lain tenaga panas bumi sebesar 65 MW yang berlokasi di Banyuwedang, Seririt, Batukaru, Penebel, Buyan dan Beratan dan Kintamani," kata Senior Manager Perencanaan PT PLN (Persero) UID Bali, Putu Putrawan dalam keterangan tertulis yang diterima detikFinance, Kamis (10/6/2021).

"Potensi lainnya seperti tenaga air sebesar 30 MW, tenaga surya 100 MWp. Potensi tenaga sampah 15 MW, tenaga angin 30 MW, dan tenaga arus laut sebesar 12 MW," imbuh Putrawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Putrawan menjelaskan, total bauran energi EBT terhadap seluruh sumber energi listrik lainnya di Bali saat ini sebesar 0,12 persen, dan diupayakan terus meningkat.

"Kami berupaya agar angka ini dapat meningkat di tahun-tahun mendatang untuk mencapai 23 persen pada bauran energi di tahun 2025 sesuai dengan Rencana Umum Energi Nasional yang telah ditetapkan," kata Putrawan.

ADVERTISEMENT

Salah satu upaya untuk mempercepat peningkatan bauran energi ini adalah dengan memanfaatkan pembangunan photovoltaic (PV) pada atap-atap bangunan, termasuk di berbagai kantor PLN. Hingga kini, total pelanggan PLTS di Bali ada sebanyak 128 pelanggan.

"Menurut data kami, total pelanggan PLTS atap di Bali baik yang on grid (tersambung ke jaringan PLN) maupun tidak, saat ini sebanyak 128 pelanggan dengan total kapasitas 1.514.447 Wp, dan kami yakini jumlah ini akan bertambah," ungkapnya.

Lanjut ke halaman berikutnya, masih ada soal informasi energi baru terbarukan di Bali.

Selain memanfaatkan atap bangunan untuk dipasang PV, PLN juga melakukan berbagai langkah lain seperti kerja sama dengan pemerintah daerah maupun pengembang yang ingin membangun pembangkit EBT. Upaya ini guna mendukung penerapan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Penggunaan Energi Bersih.

"PLN telah menerapkan Bali Eco Smart Grid dengan tujuan untuk menjaga keandalan dan stabilitas suplai tenaga listrik, peningkatan efisiensi energi, pengurangan emisi CO2," tuturnya.

Konsep smart grid ini merupakan sistem jaringan listrik yang secara cerdas mampu mengintegrasikan aksi-aksi dari seluruh komponen yang tersambung di dalamnya. Berbagai komponen itu mulai dari pembangkit, perangkat transmisi, distribusi, hingga konsumen sehingga dapat menghantarkan listrik dengan lebih efisien, berkelanjutan, ekonomis, aman dan dengan keandalan yang tinggi.

"Dengan adanya pilihan dari pembangkit terutama yang terbarukan, dalam smart grid ini memungkinkan pembangkit-pembangkit terbarukan masuk ke dalam sistem secara on grid sehingga pilihan pembangkit lebih beragam dan konsumen dimungkinkan untuk membangkitkan listriknya sendiri. Misalnya dengan menggunakan PV Rooftop dan terjadi proses transaksi saling mengisi secara offset," jelasnya.


Hide Ads