Rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) berdasarkan perhitungan Formula ICP, naik sebesar US$ 4,74 per barel. Sebelumnya pada Mei 2021 harga minyak mentah Indonesia adalah US$ 65,49 per barel. Dengan kenaikan yang ada, harganya menjadi US$ 70,23 per barel pada Juni 2021.
Perbaikan aktivitas ekonomi dunia sebagai hasil dari percepatan program vaksinasi COVID-19 dinilai turut mendorong peningkatan harga minyak utama di pasar internasional selama Juni 2021.
Hal ini tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 120.K/HK.02/MEM.M/2021 tentang Penetapan Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Juni 2021 yang diteken tanggal 2 Juli 2021. Kenaikan harga juga dialami oleh ICP SLC sebesar US$ 4,57 per barel dari US$ 66,25 per barel menjadi US$ 70,82 per barel pada Juni 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim Harga Minyak Indonesia menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional pada Juni 2021. Adapun faktor yang dimaksud antara lain menguatnya fundamental pasar minyak mentah yang ditandai dengan peningkatan permintaan minyak mentah di AS, China dan Eropa, serta perbaikan aktivitas ekonomi dunia hasil dari percepatan program vaksinasi COVID-19.
"Presiden Iran terpilih, yang lebih konservatif, menimbulkan potensi tidak tercapainya kesepakatan atas perjanjian nuklir AS-Iran dan berujung pada tidak terlaksananya rencana penghapusan sanksi kepada Iran serta rencana ekspor minyak mentah Iran," jelas Tim Harga Minyak Indonesia dalam keterangan tertulis, Selasa (6/7/2021).
Selain itu, peningkatan harga juga dipengaruhi oleh peningkatan penggunaan kendaraan bermotor saat summer driving season di AS. Terlebih dengan adanya pelonggaran pembatasan aktivitas dan tingkat vaksinasi yang terus meningkat.
Tim Harga Minyak Indonesia menyebutkan, Energy Information Administration (EIA) melaporkan penurunan stok minyak mentah AS di bulan Juni 2021 yang cukup signifikan sebesar 24 juta barel. Sebelumnya, stok minyak mentah di AS pada Mei 2021 sebanyak 479,3 juta barel menjadi 452,3 juta barel pada Juni 2021. Penurunan ini menjadi level terendah sejak Maret 2020, serta penurunan stok gasoline yang di luar perkiraan di pertengahan Juni 2021.
Tim Harga Minyak Indonesia pun menyebutkan peningkatan harga minyak mentah internasional disebabkan oleh meningkatnya permintaan minyak mentah global berdasarkan sejumlah publikasi:
a. IEA (International Energy Agency) melalui laporan bulan Juni 2021, memperkirakan permintaan minyak global akan kembali ke tingkat pra-pandemi pada akhir tahun 2022, meningkat sebesar 5,4 juta bopd pada tahun 2021 dan 3,1 juta bopd pada tahun 2022.
b. OPEC melalui laporan bulan Juni 2021, menyampaikan permintaan minyak mentah global di Q2 tahun 2021 meningkat sebesar 11,99 juta bopd (14,4%) dibandingkan di Q2 tahun 2020 dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 5,5% di tahun 2021.
Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, lanjutnya, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh peningkatan permintaan minyak mentah China. Hal ini disebabkan oleh peningkatan utilisasi kilang di China yang mencapai level tertinggi di bulan Juni 2021 yakni sebesar 82,4%, setelah berakhirnya periode pemeliharaan.
"Peningkatan permintaan produk gasoline di China, 5% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun 2019," ujarnya.
Ia pun menjelaskan faktor lain yang mempengaruhi peningkatan harga yakni permintaan minyak mentah dari India yang tetap kuat. Diketahui, terjadi peningkatan di tahun 2021 sebesar 10,82% dibandingkan dengan tahun 2020.
Sebagai informasi, perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan Juni 2021 ialah sebagai berikut:
¡ Dated Brent naik sebesar US$ 4,29 per barel dari US$ 68,75 per barel menjadi US$ 73,04 per barel.
¡ WTI (Nymex) naik sebesar US$ 6,19 per barel dari US$ 65,16 per barel menjadi US$ 71,35 per barel.
¡ Basket OPEC naik sebesar US$ 4,90 per barel dari US$ 66,91 per barel menjadi US$ 71,81 per barel.
¡ Brent (ICE) naik sebesar US$ 5,10 per barel dari US$ 68,31 per barel menjadi US$ 73,41 per barel.
Lihat juga video 'BUMN Akan Bangun 1.000 Pertashop di Pesantren':