Blok Rokan yang awalnya dikelola oleh Chevron kini diambil alih PT Pertamina (Persero). Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade mengapresiasi langkah Menteri BUMN Erick Thohir dan Dirut Pertamina Nicke Widyawati dalam aksi 'merebut' blok Rokan ini.
"Tentu kami di Komisi VI sudah mendengar proses pengambil alihan blok Rokan ini. Ini merupakan bukti langkah nyata dari Menteri BUMN dan juga Dirut Pertamina untuk merebut lagi kedaulatan energi di Indonesia," ujar Andre kepada wartawan, Senin (9/8/2021).
Andre mengatakan, dengan mengelola Blok Rokan Pertamima bisa meningkatkan produksi di hulu yang kemudian bisa mengurangi impor minyak. Negara pun bisa kemudian melakukan penghematan devisa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andre menjelaskan, hadirnya Pertamina sebagai kontraktor Blok Rokan menjadi keuntungan bagi Indonesia. pengambilalihan tersebut membuat negara melalui Pertamina mampu menguasai 60 persen produksi migas nasional pada tahun 2021.
"Dan juga bisa menurunkan biaya produksi hilir jangka panjang. Intinya adalah ini merupakan ikhtiar besar dalam kerangka pengembalian ketahanan energi nasional," tutur Andre.
Pertamina melalui anak usahanya akhirnya secara resmi mengelola Blok Rokan mulai 9 Agustus 2021. Pertamina mengelola Blok Rokan setelah sebelumnya dikelola PT Chevron Pacific Indonesia (CPI).
Pengambilalihan operasional Alih Kelola WK Rokan ini ditandai dengan acara seremoni yang digelar Minggu (8/8/2021) malam.
Alih kelola WK Rokan dari CPI ke PHR merupakan salah satu tonggak sejarah industri hulu migas di Indonesia. Setelah CPI berhasil mengelola wilayah kerja tersebut dengan baik, PHR diharapkan dapat meneruskan dan mengembangkan keberhasilan yang telah dicapai.
(mpr/ara)