Penggunaan energi terbarukan dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) menjadi salah satu upaya banyak pabrik untuk mengurangi dampak buruk lingkungan dan menghadirkan energi yang lebih hijau.
Misalnya PT Bungasari Flour Mills Indonesia (Bungasari) menggunakan PLTS atap di salah satu pabrik di Kawasan Industri Medan 4, Sumatera Utara. Di pabrik tersebut dipasang sistem PLTS dengan kapasitas 2.4 megawatt-peak ini dan menjadi investasi jangka panjang dalam pengembangan unit usaha Bungasari di wilayah barat Indonesia.
Menggandeng sebuah startup nasional PT Xurya Daya Indonesia diharapkan pemasangan ini bisa mengoptimalkan program ramah lingkungan dengan memanfaatkan energi terbarukan.
Presiden Direktur Bungasari Budianto Wijaya mengungkapkan setelah perjanjian kerja sama maka segera masuk tahap berikut. "Yakni proses desain dan konstruksi," kata dia, Senin (13/9/2021).
Dia menyebut untuk waktu pemasangan dan penyelesaian proyek ini diperkirakan memakan waktu sekitar lima hingga enam bulan, sehingga di awal tahun 2022 proyek ini diharapkan sudah selesai di tahap awal dan bisa mulai beroperasi," ujarnya.
Menurut dia memanfaatkan atap pabrik dengan membangun PLTS atap merupakan bentuk partisipasi Bungasari dalam menekan tingkat pemanasan global, yang mengancam keberlangsungan produksi pertanian akibat dampak cuaca ekstrem. Inisiatif Bungasari ini juga menjadi sejalan dengan Gerakan Nasional Sejuta Surya yang telah dikampanyekan oleh pemerintah sejak tahun 2017.
Dengan beroperasinya proyek PLTS atap ini, Bungasari akan memproduksi sendiri energi listrik untuk kebutuhan pabriknya di Medan, dengan sumber tenaga surya sebesar 2.940.819 kilowatt-hour (kWh) per tahun atau setara dengan penghematan pengeluaran hingga Rp3 miliar per tahun. Produksi energi listrik bersih tersebut juga setara dengan pengurangan karbon dioksida sejumlah 68.668.113 kg atau konsumsi listrik untuk 46,969 rumah atau green house gas (22.261.996 liter).
(kil/fdl)