Direktur Utama PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), Feri Yani mengapresiasi kunjungan Dewan Komisaris PT Pertamina (Persero) ke Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan. Ia optimistis Kilang Pertamina Balikpapan unit RCC mulai beroperasi pada akhir 2023.
"Kehadiran Komisaris Utama dan Wakil Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) beserta rombongan ke Proyek RDMP Balikpapan membawa semangat dan harapan besar pada kami agar dapat segera menyelesaikan proyek kebanggaan bangsa ini," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (30/9/2021).
Kunjungan dilakukan oleh Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Wakil Menteri BUMN I yang merupakan Wakil Komisaris Utama, Pahala Nugraha Mansury dan turur hadir Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). Dalam kunjungan tersebut, BTP dan Pahala meninjau perkembangan proyek yang dikelola PT KBP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Feri menjelaskan per 16 September 2021 Proyek EPC ISBL OSBL RDMP Balikpapan telah mencapai progres 41,55%. Pencapaian itu, kata dia, sedikit di atas target revisi sebesar 40,00%, namun 41,82% di bawah target awal sebesar 83,37%.
Meskipun demikian, Feri meyakini pandemi COVID-19 tak akan mempengaruhi penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) itu. Feri menegaskan, demi mengejar pencapaian proyek, PT KPB melakukan beberapa mitigasi, seperti para pekerja diwajibkan menerapkan protokol COVID-19 di lingkungan perusahaan dan area proyek, penggunaan double masker, dan pelaksanaan WFH.
Selain itu, kampanye 6M, COVID Ranger Daily Inspection, Daily Check Up berupa pemeriksaan suhu tubuh, saturasi oksigen, dan tekanan darah, antigen rutin setiap minggu, medical screening & medical clearance, serta vaksinasi bagi seluruh pekerja serta mitra kerja. Adapun PT KPB sempat terlibat pengaturan penggunaan oksigen kebutuhan konstruksi kilang untuk dialokasikan membantu penanganan COVID-19 di Kalimantan Timur.
Sementara itu, Ahok dan Pahala mengingatkan kontraktor yang terdiri dari Hyundai Engineering, Rekind, PP, dan SKEC agar menyelesaikan proyek dengan kualitas terbaik tanpa tambahan biaya yang bisa merugikan Pertamina maupun mengurangi nilai keekonomian proyek ke depannya.
"Kita mau proyek ini selesai dengan segala konsekuensinya, tetapi harus tetap sesuai aturan dan asas keadilan," tegas Ahok.
Ia juga menambahkan agar Pertamina senantiasa mengingat frame besar pembangunan proyek ini.
"Yaitu UUD (Ujung-Ujungnya Devisa). Karena kalau kita melakukan apapun juga, devisa masih kesedot, berarti gagal. Setiap proyek yang kita bangun harus dapat menambah atau menghemat devisa. Jadi ada optimasi devisa," imbuhnya.
Selain itu, Ahok juga berharap keselamatan para pekerja PT KPB tetap terjaga.
"Yang kita harapkan tentu semua yang di sini harus pulang dengan selamat. Bukan rest in peace, tetapi race in peace," kata Ahok.
Diketahui, dalam hal keselamatan kerja, sampai saat ini RDMP Balikpapan telah mencapai jam kerja aman selama 37.428.392 jam. Prestasi ini dicapai karena PT KPB mengutamakan keselamatan kerja. Perusahaan menerapkan secara ketat kewajiban menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai ketentuan Health, Safety, Security, & Environment (HSSE).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu terkesan dengan upaya PT KPI dan PT KPB yang mengupayakan akselerasi kemajuan proyek tersebut.
"Kita sangat bersyukur karena proyek ini menyerap tenaga kerja yang banyak. Apalagi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang digunakan dalam proyek ini mencapai kisaran 30 - 35 persen," kata Ahok.
Sebagai informasi, proyek RDMP Pertamina Balikpapan terbukti mampu berkontribusi terhadap perekonomian Kalimantan Timur. Saat ini proyek telah mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 9.044 orang dan pada puncaknya akan mencapai sekitar 20.000-an tenaga kerja.
Adapun mayoritas pekerja berasal dari Kota Balikpapan dan sekitarnya. Proyek Strategis Nasional ini memberi multiplier effect besar bagi daerah baik secara langsung maupun tidak langsung.
Proyek RDMP Balikpapan dibangun dengan tujuan meningkatkan kapasitas pengolahan minyak dari 260 kbpd menjadi 360 kbpd dan meningkatkan kualitas produk untuk memenuhi standard EURO V yang lebih ramah lingkungan. Tujuan lainnya, yakni meningkatkan kompleksitas kilang dengan menambah unit konversi demi menghasilkan lebih banyak higher value product.
Proyek RDMP juga diharapkan dapat meningkatkan fleksibilitas pengolahan crude (minyak mentah) agar mampu mengolah crude yang lebih sour.
(prf/hns)