Pemerintah Inggris akan mengerahkan tentara untuk menjadi sopir truk tangki bahan bakar sementara dalam mengatasi krisis energi di negara tersebut. Personel angkatan bersenjata itu akan mulai mengirimkan bensin ke SPBU di seluruh Inggris mulai Senin (4/10) besok.
Setidaknya ada 200 prajurit yang telah disiapkan menjadi sopir truk tangki bensin. Menteri Pertahanan Ben Wallace mengatakan, personel telah melakukan pelatihan bersama pengemudi lain dalam sepekan ini.
Dia mengatakan, pemerintah juga akan menerima 300 pengemudi tanker bahan bakar dari luar negeri yang siap bekerja di Inggris hingga akhir Maret tahun depan. Selain itu visa sementara juga ditawarkan kepada 4.700 pengemudi pengangkutan makanan yang akan tiba pada akhir Oktober dan berangkat pada 28 Februari 2022.
Sekretaris Bisnis Asosiasi Pengecer Bensin, Kwasi Kwarteng mengatakan ada tanda-tanda bahwa situasi krisis bahan bakar ini akan perlahan membaik.
"Tingkat stok Inggris cenderung naik, pengiriman bahan bakar berada di atas level normal, dan permintaan bahan bakar stabil," kata Kwasi dikutip dari BBC, Minggu (3/10/2021).
"Penting untuk ditekankan bahwa tidak ada kekurangan bahan bakar nasional di Inggris, dan orang-orang harus terus membeli bahan bakar seperti biasa," sambungnya.
Dia mengatakan stok BBM di sejumlah stasiun pengisian sudah mulai terisi kembali. Hanya 27% dari 5.450 pom bensin yang tidak memiliki pasokan bensin, angka itu turun dari sebelumnya 37%.
"Saya pikir dalam beberapa hari ke depan orang akan melihat beberapa orang mengemudikan armada kapal tanker. Beberapa hari terakhir ini memang sulit. Kami telah melihat antrian besar tetapi saya pikir situasinya stabil," ujarnya.
Perusahaan migas juga mengungkapkan pasokan BBM untuk Inggris ada. Hal itu dipastikan oleh sejumlah perusahaan migas, termasuk BP, Royal Dutch Shell (RDSA), dan Exxonmobil (XOM). Mereka juga memastikan ada stok BBM yang akan dikirim ke Inggris.
Sekedar informasi, beberapa hari terakhir ini Inggris mengalami krisis BBM. Akar masalahnya disebabkan oleh Brexit, karena banyak sopir yang berasal dari UE dan tidak bisa kembali bekerja di Inggris. Kabar itu dinilai akan menyebabkan bensin menipis. Panic buying pun muncul di masyarakat dan membuat situasi semakin parah.
(dna/dna)