Pembangunan 'SPBU Listrik' Digeber tapi Teknisinya Langka, Gimana Nih?

Pembangunan 'SPBU Listrik' Digeber tapi Teknisinya Langka, Gimana Nih?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 13 Okt 2021 11:37 WIB
PT PLN (Persero) luncurkan aplikasi Charge-In. Aplikasi ini membantu pengguna kendaraan listrik mencari SPKLU terdekat hingga monitor pengisian daya.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum alias SPKLU atau 'SPBU listrik' mulai banyak dilakukan di Indonesia. Hal ini untuk menyiapkan ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri.

Seiring dengan kemunculan SPKLU di Indonesia, beberapa lowongan kerja baru pun muncul. Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan ada lima jenis pekerjaan baru yang muncul seiring dengan kemunculan SPKLU.

Sebanyak lima jenis pekerjaan dibutuhkan untuk setiap pembangunan satu unit SPKLU. Rida menjabarkan pekerjaan-pekerjaan itu berupa petugas konsultasi, petugas pemasangan, petugas pemeriksaan, dan pengujian, petugas pengoperasian, dan petugas pemeliharaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk setiap SPKLU ini perlu kebutuhan teknisi untuk setiap kegiatan, maka ini ada lima jenis pekerjaan yang dibutuhkan," ungkap Rida dalam webinar Kementerian ESDM, Rabu (13/10/2021).

Petugas konsultasi dibutuhkan untuk mempersiapkan pembangunan SPKLU. Kemudian, sebuah SPKLU juga butuh petugas untuk memasang alat-alat dan unitnya. Setelah SPKLU terpasang, petugas pemeriksa dan pengujian dibutuhkan untuk mengecek kesiapannya.

ADVERTISEMENT

Setelah semua itu dilakukan, SPKLU butuh petugas pengoperasian untuk mengoperasikan SPKLU dan tidak ketinggalan ada petugas pemeliharaan untuk menjaga kualitas SPKLU.

Lebih lanjut, dalam paparan Rida, per SPKLU butuh 10 orang teknisi dari 5 jenis pekerjaan yang dibutuhkan. Petugas konsultasi 1 orang, 5 orang petugas pemasangan, 1 orang petugas penguji, 1 orang pengoperasian, dan 2 orang petugas pemeliharaan.

Ada kelangkaan teknisi. Berlanjut ke halaman berikutnya.

Nah, sejauh ini di Indonesia sudah ada 187 SPKLU, bila dihitung dengan standar pekerja di SPKLU tadi maka butuh 1.870 pekerja yang tersertifikasi. Masalahnya, saat ini dari kebutuhan itu cuma ada 87 pekerja yang tersertifikasi.

Bila dirinci total kebutuhan petugas konsultasi ada 187, namun saat ini baru ada 17 orang yang punya sertifikat. Kemudian petugas pemasangan kebutuhannya ada 935 orang, yang sudah tersertifikasi baru 13 orang.

Petugas pengujian totalnya butuh 187 orang namun baru ada 1 orang yang punya sertifikat. Lalu, petugas pengoperasian yang dibutuhkan ada 187 namun yang punya sertifikat baru 28 orang. Terakhir untuk petugas pemeliharaan butuh 374 orang, tapi yang bersertifikat baru 28 orang.

"SPKLU itu sampai September ada 187 maka proyeksi kami itu harusnya total pekerjaan di SPKLU harusnya melibatkan 1870 orang tenaga teknis. Sampai sekarang jauh sekali, baru 87 orang yang tersertifikasi," ungkap Rida.

"Ini lah pentingnya sosialisasi ke pengusaha SPKLU agar masing-masing itu kompetisinya diperhatikan," tambahnya.




(hal/ara)

Hide Ads