Sejak tahun 1968, masyarakat Indonesia telah diperkenalkan dengan LPG (Liquefied Petroleum Gas), khususnya brand ELPIJI yang dikeluarkan oleh Pertamina. Awalnya LPG dipasarkan Pertamina untuk memanfaatkan produk samping dari hasil pengolahan minyak di kilang, sekaligus sebagai bahan bakar alternatif yang lebih bersih untuk memasak selain minyak tanah.
Seiring dengan berjalannya waktu, LPG semakin banyak disukai oleh masyarakat. Pada 2007 pemerintah menggulirkan program Konversi Minyak Tanah ke LPG.
Kini, pemerintah tengah berupaya melakukan hilirisasi industri. Batu bara rendah kalori akan diolah melalui proses gasifikasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME), nantinya DME itu akan menggantikan fungsi LPG bagi kebutuhan rumah tangga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini fakta-faktanya:
1. Butuh Waktu Panjang
Dalam catatan detikcom, isu penggantian LPG menjadi DME ini sudah lama dibicarakan, namun prosesnya tak semudah mengkonversi minyak tanah ke LPG. Dibutuhkan sosialisasi kepada masyarakat dan persiapan infratruktur lainnya.
"Saat ini Pertamina dalam proses penjajakan untuk mendapatkan suplai DME. Dan tentu diperlukan waktu yang cukup panjang untuk pembangunan processing plant gasifikasi batubara serta persiapan sarana dan fasilitas pendukung distribusi DME," kata Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting saat dihubungi, Sabtu (13/11/2021).
2. Koordinasi dengan 3 Kementerian
Irto mengatakan, untuk mengimplementasikan rencana pemerintah tersebut pihaknya terus melakukan koordinasi dengan tiga kementerian yaitu Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM.
"Pertamina pun terus berkoordinasi dengan stakeholder, khususnya KESDM, KBUMN, Kemenkeu, terkait dengan dukungan regulasi pemerintah yang dibutuhkan untuk implementasi DME," ujarnya.
DME bisa tekan impor LPG.... Lanjutkan membaca -->
Simak Video "Video: Polisi Gerebek Lokasi Pengoplosan LPG di Badung Bali, 1 Orang Ditangkap"
[Gambas:Video 20detik]