Kilang Cilacap Kebakaran Lagi, Kena Petir Kok Berkali-kali?

Kilang Cilacap Kebakaran Lagi, Kena Petir Kok Berkali-kali?

Tim detikcom - detikFinance
Senin, 15 Nov 2021 13:16 WIB
Warga menonton kobaran api yang terlihat di Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap, Jawa Tengah, Minggu (14/11/2021) dini hari. Tangki 36 T 102 terbakar pada Sabtu (13/11/2021) pukul 19.10 WIB itu berisi komponen pertalite. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/foc.
Kilang Cilacap Kebakaran Lagi, Kena Petir Kok Berkali-kali?
Jakarta -

Tangki Kilang Cilacap, Jawa Tengah kembali mengalami kebakaran ke sekian kalinya. Kali ini, tangki yang terbakar berisi produk Pertalite. Kebakaran terjadi pada Sabtu malam (13/11/2021) setelah terjadi hujan deras yang mengguyur sekitar kawasan kilang.

Pihak berwenang melakukan penyidikan dan hasil sementara menduga bahwa kebakaran tersebut terjadi akibat sambaran petir.

Direktur Eksekutif Center of Energy and Resource Indonesia (CERI) Yusri Usman mengatakan, kejadian kebakaran berulang tersebut tidak bisa begitu saja disimpulkan karena petir. Apalagi, fasilitas kilang dan penunjangnya merupakan aset strategis nasional untuk kebutuhan orang banyak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak boleh dikelola secara serampangan. Oleh sebab itu kejadian kebakaran ketiga di tahun 2021 ini harus diusut tuntas agar tidak terulang lagi," kata Yusri kepada detikcom, Senin (15/11/2021).

Dia mengatakan, terbakarnya tangki di Kilangan Balongan, Jawa Barat pada 29 Maret lalu, kemudian Kilang Cilacap, Jawa Tengah pada 11 Juni dan 13 November ini memang terjadi saat hujan lebat dan petir. Menurutnya, kondisi tersebut membentuk opini ketiga kilang terbakar karena petir.

ADVERTISEMENT

"Terkesan opini yang dibentuk bahwa tiga kali tangki yang terbakar di tahun ini ini adalah disebabkan oleh adanya petir, hal mana jelas tak bisa selalu dibenarkan. Padahal, keberadaan petir hanya sebagai pemantik dengan asumsi penangkal petir tidak berfungsi efektif," jelasnya.

Yusri pun menduga kebakaran tersebut terjadi karena adanya kebocoran kilang atau keteledoran petugas. Karena, kata dia, berdasarkan informasi yang ia peroleh tangki dengan inisial T 102 alias yang terbakar itu baru saja diperbaiki oleh Pertamina pada Agustus 2020 lalu.

"Sebetulnya petir sebagai pemantik saja. Intinya adalah karena ada uap yang keluar dari kebocoran tangki berisi BBM tersebut kemudian disambar oleh petir akan terbakar. Ingat segitiga api, jika ada BBM, ada udara dan ada panas dengan kondisi tertentu maka akan terjadi lah api alias terbakar. Jadi, jika tidak ada BBM yang bocor dari tangki gimana bisa terbakar? Karena Itu sudah rule of tumb," paparnya.

Lanjut ke halaman berikutnya.

Menurutnya tidak masuk akal jika rentetan kebakaran yang terjadi di tahun 2021 ini hanya karena tersambar petir. Dia menegaskan, petir hanya pemantik saja.

"Sehingga yang perlu diketahui faktor apa yang membuat masih adanya kebocoran itu jauh lebih penting dijelaskan oleh Pertamina ke publik. Apakah ada faktor keteledoran petugas di area tangki yang bertanggung jawab melihat adanya kebocoran itu, tetapi diduga membiarkan nya atau apa?," katanya.

"Jangan sampai apa yang terjadi sekarang, akan menular ke kilang Balikpapan, Dumai dan TPPI Tuban. Oleh sebab itu, Pertamina sudah harus menggunakan alat monitor tempratur dan kebocoran secara real time, sehingga petugas di kilang mampu merespon cepat kejadian kebocoran sebelum muncul petir," pungkasnya.


Hide Ads