Kebakaran Kilang Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah menyita perhatian publik. Tidak hanya peristiwanya saja yang mengagetkan, namun karena kebakaran tersebut bukanlah yang pertama kali terjadi.
Berdasarkan catatan detikcom, pada tahun 2021 terjadi tiga kasus kebakaran Kilang Pertama. Pertama pada 29 Maret 2021 Kilang minyak PT Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, kedua terjadi kebakaran pada Kilang Cilacap pada 11 Juni 2021 tangki berisi benzene dan ketiga di kilang yang sama pada 13 November 2021 dengan tangki berisi pertalite.
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengatakan, kebakaran kilang yang berulang-ulang ini mengindikasikan bahwa Pertamina abai terhadap pengamanan kilang. Dia mengatakan, ada dugaan kebakaran Kilang Pertamina tersebut sengaja dilakukan untuk meningkatkan kegiatan impor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebakaran beruntun Kilang Cilacap semakin menguatkan indikasi bahwa ada unsur kesengajaan dari pihak tertentu (dengan) tujuan peningkatan volume impor pasca kebakaran, yang menjadi lahan pemburuan rente. Sudah pasti (kejadian) kebakaran akan memperbesar biaya impor BBM, (sekaligus) akan memperburuk kinerja keuangan Pertamina pada 2021," kata Fahmy dalam keterangannya, dikutip Senin (15/11/2021).
Dia mengatakan, kebakaran itu tidak hanya meludeskan tangki penyimpanan minyak, tetapi juga mengancam keselamatan warga di sekitar yang harus mengungsi. Semestinya, kata dia, sistem pengamanan kilang Pertamina sudah sesuai dengan standar international.
"Pertamina harus punya komitmen tinggi dan tidak abai dalam mengamankan seluruh asset penting, utamanya kilang dan tangki minyak. Untuk itu, Pertamina harus menerapkan sistem keamanan kilang minyak secara berlapis, sesuai dengan standar International dan harus diaudit secara berkala oleh Kementerian ESDM dan Lembaga Independent," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Energy and Resource Indonesia (CERI) Yusri Usman tak dapat memastikan adanya unsur kesengajaan dalam kebakaran Kilang ini. Karena, kata dia, Indonesia sudah ketergantungan impor untuk menutupi defisit.
"Saya kurang sependapat soal ini, terlalu sumir dan susah dipertanggungjawabkan, kecuali ada fakta. Saya nggak terbiasa dengan asumsi-asumsi sifatnya, karena terbakar atau tidak fasilitas kilang, kita negara net importir pasti tergantung import untuk menutupi defisitnya," pungkasnya.
Baca juga: Kronologi Kilang Cilacap Kebakaran (Lagi) |