China Protes Pengeboran Migas saat RI Temukan 'Harta Karun' Luar Biasa

China Protes Pengeboran Migas saat RI Temukan 'Harta Karun' Luar Biasa

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 03 Des 2021 14:13 WIB
Pengeboran minyak dan gas.
Pengeboran Migas
Jakarta -

Pemerintah China baru saja dilaporkan protes soal pengeboran minyak dan gas (migas) di area Laut China Selatan. China meminta Indonesia untuk menghentikan pengeboran minyak dan gas alam di wilayah Laut China Selatan.

Dalam catatan detikcom, hal ini dilaporkan Reuters pada 1 Desember kemarin. Disebutkan telah ada satu surat dari para diplomat China kepada Kementerian Luar Negeri Indonesia yang dengan jelas meminta Indonesia untuk menghentikan pengeboran di rig lepas pantai karena itu diklaim berada di dalam wilayah China.

Laporan soal surat itu disampaikan oleh seorang anggota Komisi Keamanan Nasional pada DPR RI, Muhammad Farhan, yang mendapatkan informasi soal surat tersebut. Farhan mengatakan Indonesia tidak akan berhenti melakukan pengeboran karena wilayah yang dimaksud masuk ke dalam wilayah kedaulatan Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jawaban kami sangat tegas, bahwa kami tidak akan menghentikan pengeboran karena itu adalah hak kedaulatan kami," kata Farhan dikutip dari Reuters.

Indonesia menekankan bagian ujung selatan dari Laut China Selatan merupakan zona ekonomi eksklusifnya di bawah Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tentang Hukum Laut dan menyebutnya sebagai Laut Natuna Utara tahun 2017.

ADVERTISEMENT

China keberatan dengan perubahan nama itu dan bersikeras menyatakan jalur perairan itu berada dalam klaim teritorialnya di Laut China Selatan yang ditandai dengan 'sembilan garis putus-putus' berbentuk huruf U -- batas yang dinyatakan tidak memiliki dasar hukum oleh Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag tahun 2016 lalu.

Di sisi lain, SKK Migas selaku regulator hulu migas di Indonesia pada 1 Desember lalu baru saja melaporkan ada temuan cadangan migas baru alias harta karun energi di wilayah Laut China Selatan. Tepatnya, di Wilayah Kerja (WK) Tuna yang terletak di lepas pantai Natuna Timur, tepat di perbatasan Indonesia-Vietnam.

Lanjut ke halaman berikutnya.

Dalam keterangan SKK Migas, Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan, temuan cadangan ini diperoleh melalui pengeboran dua sumur delineasi Singa Laut (SL)-2 dan Kuda Laut (KL)-2. Hal itu dilakukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama KKKS Premier Oil Tuna B.V.

"Tahun 2014 lalu, Premier Oil melakukan pengeboran sumur eksplorasi dengan dua kaki yang menyasar pada potensi hidrokarbon di struktur SL-1 dan struktur KL-1. Kedua sumur ini menemukan potensi minyak dan gas dari Formasi Gabus, Arang, dan Lower Terumbu. Potensi hidrokarbon dari struktur SL dan KL ini kemudian dikonfirmasi kembali dengan melakukan pengeboran dua sumur delineasi SL-2 dan KL-2 pada tahun 2021," kata Benny dalam keterangan yang dikutip detikcom di website resmi SKK Migas, Jumat (3/12/2021).

Benny menambahkan, sejak awal SKK Migas telah mengkategorikan kedua sumur ini ke dalam sumur kunci tahun 2021. Menurutnya, dengan keberhasilan temuan kedua sumur ini akan membuka peluang penemuan hidrokarbon lainnya di area tersebut.

"Itu dapat membantu target pemerintah dalam mencapai produksi 1 juta BOPD (barel minyak per hari) dan 12 BSCFD (miliar standar kaki kubik per hari) gas di tahun 2030," ujar Benny.

Saat ini, SKK Migas dan Premier Oil Tuna B.V. tengah melakukan koordinasi dan langkah-langkah yang diperlukan untuk dapat menghitung secara terukur besaran cadangan hidrokarbon di struktur SL dan KL.

"Evaluasi PSE (Penentuan Status Eksplorasi) dan studi-studi pendukung usulan Plan of Development akan mulai didiskusikan selambatnya awal Januari 2022," lanjut Benny.


Hide Ads