RI Serius Tekan Impor Petrokimia, Ini Buktinya

Dana Aditiasari - detikFinance
Kamis, 23 Des 2021 14:09 WIB
Foto: Ilustrasi Migas (Fauzan Kamil/Infografis detikcom)
Jakarta -

Pengembangan industri petrokimia nasional melalui PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro) terus bergerak maju. Langkah strategis pengembangan TubanPetro bersama anak-anak usaha, akan menjadi jawaban atas persoalan masih tingginya impor bahan petrokimia yang menjadi salah satu ganjalan bagi neraca perdagangan Indonesia.

Salah satu proyek pengembangan yang berjalan yaitu Proyek Revamping Aromatik. Pada 20 Desember, PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), anak usaha TubanPetro, telah menyelesaikan Outside Battery Limit (OSBL) Proyek Revamping Aromatik.

Direktur Utama PT Tuban Petrochemical Industries, Sukriyanto, menjelaskan bahwa revamping Kilang TPPI adalah salah satu milestone penting dari serangkaian langkah-langkah yang disepakati dalam Perjanjian antara Menteri Keuangan Republik Indonesia dan PT Pertamina (Persero) pada Agustus 2018, dalam rangka pengembangan industri petrokimia nasional.

''Langkah tersebut diawali dengan pengambilalihan TubanPetro oleh Menteri Keuangan dan Pertamina, peningkatan kepemilikan saham di TPPI dan sekaligus memberikan tambahan modal utk peningkatan kapasitas kilang serta inisiasi beberapa proyek pengembangan pada anak perusahaan TubanPetro lainnya,'' ucap Sukriyanto dalam Siaran Pers, Selasa (21/12/2021).

Disampaikan Sukriyanto, TubanPetro berkomitmen penuh untuk mengelola proyek kilang Aromatik guna menurunkan impor produk turunan petrokimia. Melalui Proyek Revamping Aromatik, TPPI akan mampu meningkatkan kapasitas produksi Paraxylene dari 600 ribu menjadi 780 ribu ton setiap tahunnya dan juga meningkatkan kapasitas produksi Benzene dari 440 ribu menjadi 500 ribu ton per tahun.

Bersambung ke halaman selanjutnya.




(dna/zlf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork