Menjelang akhir tahun, PT PLN (Persero) masih terus berupaya melistriki desa-desa terutama di wilayah 3T (Terluar, Tertinggal, Terdepan). Kali ini, PLN memberikan 'Kado Natal' bagi warga Desa Fatuulan, Kecamatan Ki'e, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Matheos (71), salah satu warga Desa Fatuulan menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak PLN. Pensiunan PNS ini mengakui baru kali ini akhirnya selama 52 tahun tinggal di Desa Fatuulan bisa menikmati listrik.
"Baru beberapa hari ini kami sudah rasakan bahwa listrik sudah menyala dan kami sudah senang. Saya 18 tahun di Kupang dan sekarang tinggal di kampung halaman selama 52 tahun akhirnya menikmati listrik. Ini rumah orang tua saya dan di sini saya tinggal bersama 1 orang lagi," ucap Matheos dalam keterangannya, Jumat (24/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selesainya pembangunan jaringan listrik pedesaan di pulau tersebut diresmikan oleh Gubernur Timor Tengah Selatan (TTS) Egusem Piether Tahun, Kamis (16/12) lalu. Hadir dalam kesempatan itu, Anggota DPRD Timor Tengah Selatan, Buce Liu, General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT Agustinus Jatmiko dan Manager PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Kupang Cahyo Gunadi.
"Kita sangat bersyukur boleh hadir di sini bersama PLN dan ini perhatian khusus dari PLN, kita di TTS kurang lebih masih ada 42 ribu belum menikmati listrik, jadi kabel yang sudah lewat ini harus dimanfaatkan untuk pasang listrik dan juga seperti pesan pak GM listrik bisa jadi teman dan bisa jadi lawan," ujar Egusem.
Ia berharap listrik ini dapat mendorong masyarakat bisa meningkatkan taraf hidupnya. Kini masyarakat yang memiliki ikan bisa menyimpannya tahan lama. Puskesmas pun sudah bisa menyimpan vaksin dengan kehadiran listrik.
"Semoga provider, sinyal juga masuk. Usaha barang elektronik lainnya bisa menggunakan listrik, jadi banyak kegiatan positif lainnya. Kami mengapresiasi kerja cepat dari PLN yang dari waktu ke waktu semakin meningkat," tambahnya.
Lebih lanjut Egusem berpesan kepada seluruh kepala desa untuk mengimbau masyarakatnya untuk memanfaatkan listrik yang sudah masuk di desa yang disebut 'Negeri di Atas Awan'.
"Kedua, hati-hati dalam penggunaan listrik, tolong bapak mama yang memiliki pohon yang dekat atau kena jaringan jangan dilakukan pemotongan sendiri, harus melaporkan ke PLN agar tim PLN yang memotongnya dan seluruh warga juga harus mengizinkan kabel listrik lewat," imbuhnya.
Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT Agustinus Jatmiko menjelaskan Kabupaten TTS ini sudah berlistrik sekitar 101 ribu rumah dari total 143 ribu. Masih ada sekitar 42 ribu rumah yang belum menikmati listrik.
"Sedangkan di Fatuulan ada 525 KK, jadi bapak mama desa di sini mulai hari ini sudah bisa menikmati listrik. Kami dari PLN, setiap hari membangun kelistrikan di seluruh Kabupaten tersebar di NTT. Jadi Kami berharap untuk RE di TTS segera meningkat dan kedua dengan hadirnya listrik di Desa Fatuulan, masyarakat harus berhati-hati dan tahu tentang manfaat dan bahaya listrik," tutur Jatmiko.
"Tolong dimanfaatkan listrik agar semakin sejahtera, produktif dan meningkatkan perekonomian desa, terlebih pesona desa ini menjadi daya tarik wisatawan dan pelaku UMKM yang ada di desa bisa lebih sejahtera," imbuhnya.
Diakui Jatmiko, melistriki desa khususnya di daerah 3T cenderung sulit karena jarak yang ditempuh untuk sampai di desa tersebut memerlukan waktu sekitar 6 jam. Posisi desa pun berada di atas gunung yang berada di ketinggian 1.800 mdpl dengan medan terjal naik turun.
"Jadi akses jalan menantang dalam membawa material untuk melistriki di desa ini," tutupnya.
Berlanjut ke halaman berikutnya.