Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dipastikan dihapus tahun 2022. Banyak alasan kenapa bensin beroktan 88 ini akhirnya dihilangkan dari peredaran.
Salah satu alasan penghapusan disampaikan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin. Menurutnya, bensin Premium dihapus sejalan dengan rencana Indonesia menuju energi hijau, road map yang sudah disusun oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Itu pertama dalam rangka energi hijau ya. Ini juga, dan yang kedua tentu juga ada aspek lain efisiensi, tetapi yg nomor satu itu. Oleh karena itu kita akan mulai 2022 ini," katanya di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (28/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wacana penghapusan BBM Premium ini memang sudah sejak lama didengungkan. Namun, rencana itu tak kunjung terealisasi dan Premium masih ada hingga saat ini meski hanya di beberapa daerah.
Sulitnya menghapus Premium diduga karena adanya mafia migas atau pemburu ritel impor. Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pun sependapat dengan kabar tersebut.
Ahok mengatakan, untuk menghasilkan Premium harus mengalami proses percampuran sehingga oktan turun. Padahal, kilang modern menghasilkan BBM dengan oktan tinggi. Ia pun mempertanyakan hal tersebut.
Ia juga bercerita, banyak yang menyuarakan Premium tidak boleh dihapus mengatasnamakan rakyat. Padahal, hampir 80% konsumen BBM memakai Pertalite.
"Kilang modern hasilkan BBM oktannya tinggi. Mau jualan Premium harus campur nafta buat turunkan lagi. Mungkin ini jadi kerjaan tambahan? Dan ada pemasok? Dan belinya terbatas dan tertentu? Dan sering sekali atas nama rakyat Premium nggak boleh dihapus. Faktanya hampir 80% pengisi BBM itu pakai Pertalite," kata Ahok.
Apa kata masyarakat dan netizen soal penghapusan bensin Premium? Lihat di halaman berikutnya.
Simak juga Video: Tinggal 7 Negara yang Pakai Bensin Setara Premium, Masih Mau Pakai?