Kisah Pahlawan Benderang, Hadirkan Terang Sampai ke Pelosok

Kisah Pahlawan Benderang, Hadirkan Terang Sampai ke Pelosok

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 31 Des 2021 10:35 WIB
PT PLN (Persero) terus berupaya melistriki seluruh wilayah di pelosok Indonesia. Salah satu contohnya di Desa Pulau Sumedang yang berada di tengah laut.
Petugas PLN Hendak Alirkan Listrik ke Pulau Terpencil. Foto: Fadhly Fauzi Rachman
Jakarta -

Listrik merupakan energi yang sangat penting untuk kehidupan dan telah menjadi roda ekonomi bangsa. Di balik pentingnya listrik di sekitar kita, ada orang-orang yang sangat berjasa dalam menghadirkan energi kehidupan tersebut.

Dengan luasnya wilayah hingga memiliki beragam kondisi geografi yang ekstrem, tentu bukan pekerjaan mudah untuk mengaliri listrik dari rumah ke rumah. Di situlah peran penting dari PT PLN (Persero) untuk membuat Indonesia bisa terang benderang.

Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun sering mengakui tak mudah untuk melistriki seluruh wilayah di Indonesia, khususnya di wilayah timur. Medan yang berat jadi tantangan utama PLN dalam memasok listrik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang tidak mudah mengerjakan namanya listrik di Papua, medan sangat berat. Bergunung-gunung, kalau mau bawa tiang listrik saja harus nyebur, lalu digotong ke atas bukit oleh orang-orang. Artinya medannya sangat berat, tapi seberat apapun medan harus bisa kita taklukan dan desa-desa di Papua terang benderang," kata Jokowi dalam suatu kesempatan.

Untuk menjalankan tugas besar tersebut, PLN punya ujung tombak yang melistriki berbagai pelosok Tanah Air, dari Sabang sampai Merauke. Pahlawan benderang dalam hal ini petugas PLN tidak jarang harus menembus hutan, pegunungan, tanah merah, dan sebagainya demi membangun jaringan listrik di pelosok Indonesia.

ADVERTISEMENT

Berjalan melalui lumpur yang tingginya sepinggang sambil mengangkat tiang listrik di tengah hutan seakan sudah jadi makanan sehari-hari.

Jangankan untuk mengaliri listrik, buat menjangkau lokasinya saja sudah susah. Kalau ke wilayah yang sulit dijangkau seperti itu, material untuk membangun pembangkit listrik dan jaringannya harus diangkut lewat udara, sudah tentu harganya jadi lebih mahal.

Seperti pengalaman di Desa Bomopay Distrik Yaro dan Desa Parauto, Papua pada 2017. Dengan jarak sekitar 60 kilometer (km) dari pusat kota, PLN berhasil membawa listrik ke daerah tersebut.

Begitu juga saat melistriki wilayah Deiyai, petugas PLN harus memanjat tiang-tiang setinggi kurang lebih 5 meter di tengah dinginnya pegunungan Papua. Tiang-tiang ditancapkan, kabel-kabel dipasang, dan masih banyak lagi perintilan lain untuk bisa mendistribusikan listrik kepada masyarakat.

Desa Bomopay dan Parauto, Kabupaten Nabire akhirnya teraliri listrik. Kini warga di dua desa itu bisa merasakan manfaat listrik setelah menanti selama 25 tahun.Desa Bomopay dan Parauto, Kabupaten Nabire akhirnya teraliri listrik. Kini warga di dua desa itu bisa merasakan manfaat listrik setelah menanti selama 25 tahun. Foto: Fadhly Fauzi Rachman

Kerja keras pahlawan benderang juga telah berhasil menerangi warga Desa Puncak Jeringo di Kaki Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sejak 2017, warga desa di sana telah menikmati listrik dari PLN.

Senyum semringah pun menghiasi wajah warga desa. Untuk melistriki Desa Puncak Jeringo, PLN membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 3,79 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 3,31 kms, dan dua gardu distribusi masing-masing berkapasitas 50 kilo volt ampere (kVA).

Aliran listrik PLN akhirnya menerangi warga Desa Puncak Jeringo di kaki Gunung Rinjani, Lombok Timur, NTB. Senyum semringah pun menghiasi wajah warga desa.Aliran listrik PLN akhirnya menerangi warga Desa Puncak Jeringo di kaki Gunung Rinjani, Lombok Timur, NTB. Senyum semringah pun menghiasi wajah warga desa. Foto: Pool/PLN

Tidak akan terlupakan juga saat PLN melistriki desa terpencil di wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel), tepatnya di Desa Sardangan, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu.

Pembangunan infrastruktur dalam program listrik desa itu dimulai pada 17 Oktober 2015 dan selesai 12 Desember 2016. Secara resmi warga Desa Sardangan mulai dialiri listrik pada 15 Desember 2016.

Berbagai tantangan harus dihadapi PLN dalam kurun waktu proses pembangunan tersebut. Misalnya, harus membangun jaringan melewati kebun karet dan sawit dengan akses jalan yang sangat susah, khususnya untuk mobilisasi material.

Menyedihkannya lagi tidak ada akses jalan sepanjang 5 km menuju lokasi, hanya ada jembatan karena desa di atas rawa. Untuk menyiasatinya, tiang dihanyutkan ke sungai kecil, lalu diikat menjadi semacam rakit, kemudian didorong perlahan menuju titik-titik pemasangan tiang.

PLN area Kotabaru, Kalimantan Selatan menyambung jaringan listrik di Desa Sardangan, desa terpencil di Kalsel.PLN area Kotabaru, Kalimantan Selatan menyambung jaringan listrik di Desa Sardangan, desa terpencil di Kalsel. Foto: Dok. PLN Area Kotabaru-Kalsel

Baru-baru ini PLN juga telah membuka jaringan listrik di 2 desa terpencil di Pulau Flores, NTT. Tak mudah bagi PLN untuk membawa listrik ke daerah tersebut. Petugas PLN Unit Pelaksana Proyek Kelistrikan (UP2K) Flores, Bagus A Nugroho membagikan ceritanya saat akan melaksanakan komisioning test atau pengujian jaringan listrik di Desa Golo Ngawan dan Desa Golo Pari, Kecamatan Sambi Rampas Kabupaten Manggarai Timur.

Adapun jarak yang ia tempuh ke lokasi lebih dari 70 km dengan waktu tempuh kurang lebih 3 jam. Ia mengungkapkan kondisi jalan menuju desa-desa itu tidak mudah sehingga membutuhkan waktu tempuh yang lama. Sebelum melakukan pengujian, lanjut Bagus, mula-mula petugas melakukan perabasan atau pemotongan ranting-ranting kecil yang dekat dengan kabel. Sebab banyak pohon belum dipangkas mendekati jaringan yang membuat proses pengujian instalasi listrik semakin lambat.

Selain melakukan pemeriksaan jaringan listrik desa, petugas juga memperhatikan keamanan dan keselamatan tenaga kerja di lapangan dengan memastikan personel sudah lengkap berkumpul. Petugas juga memberikan informasi ke warga sekitar lokasi jaringan listrik agar tidak mendekat ke jaringan listrik apabila sudah bertegangan.

Kondisi medan yang sulit membuat petugas PLN memasang tiang-tiang listrik baru hingga sampai ke daerah tersebut secara manual. Dibutuhkan waktu setidaknya 3 hingga 4 bulan untuk bisa mengokohkan jajaran tiang agar listrik bisa tersambung dari jaringan terdekat.

"Kita pasang manual, paling tidak 5-10 orang untuk pasang tiang listrik ini. Lumayan berat memang," kata Bagus.

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah memulihkan 359 gardu listrik yang terdampak badai siklon tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur (NTT).Langkah PLN yang memulihkan ratusan gardu listrik yang terdampak badai siklon tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto: Dok. PLN

Setelah berbagai perjuangan tersebut, kini dua desa tersebut bisa merasakan listrik secara 24 jam penuh dari PLN. Mereka mendapat sambungan listrik gratis dari bantuan Pemerintah Daerah (Pemda) dan PLN.

"Saya mewakili teman-teman UP2K Flores mengucapkan terima kasih kepada PT Telaga Ende sebagai vendor pelaksana pekerjaan dan kepada masyarakat Desa Golo Ngawan dan Desa Golo Pari yang sudah merelakan tanamnya untuk dipotong demi kelancaran pekerjaan ini serta untuk semua pihak yang telah mendukung Kami sehingga pekerjaan dapat selesai tepat waktu," Kata Manager UP2K Flores, Simi Eduard Lapebesi.

Beragam upaya PLN melistriki desa-desa di Indonesia selengkapnya dirangkum dalam buku 'Cahaya untuk Desa'. Lewat buku itu terdapat kisah di antaranya pemasangan listrik di Kampung Kwaedamban, Distrik Borme, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Desa tersebut unik sebab harus dicapai melewati perjalanan udara, sungai dan hutan.

Pahlawan BenderangPahlawan Benderang Foto: Infografis Detikcom

Lanjut halaman berikutnya.

Berkat dedikasi petugas PLN semacam itu, capaian hingga September 2021 sudah 83.125 desa di seluruh wilayah Indonesia teraliri listrik dengan rasio desa berlistrik (RDB) sebesar 99,62%. Angka tersebut melampaui capaian tahun lalu yang sebanyak 82.569 desa dengan RDB 99,52%.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan dirinya mendapat tugas khusus dari pemerintah, khususnya Presiden Jokowi dalam memimpin perusahaan. Salah satunya soal defisit listrik yang sangat memengaruhi kemudahan berusaha di Indonesia.

"Kita sedikit kilas balik ke 2014. Apa yang dihadapi oleh PLN pada waktu itu? defisit listrik. Ada 23 sistem kelistrikan di Indonesia, atau lebih dari separuhnya mengalami defisit," kata pria yang akrab disapa Darmo kepada detikcom beberapa waktu lalu.

"Hal ini membuat ease of doing business index (indeks kemudahan berbisnis) di Indonesia menjadi sangat buruk sekali. Investor mau berinvestasi tapi pasokan listriknya tidak tersedia. Padahal, sumber daya alam Indonesia sangat melimpah. Karena tidak ada akses ke energi, sumber daya alamnya tidak bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas masyarakat yang tinggal di daerah tersebut," sambungnya.

Karena itulah, kata Darmo, direksi PLN mendapat tugas untuk mengatasi defisit listrik. Yakni bagaimana membangun kapasitas listrik yang memadai, baik itu dari pembangkit, transmisi, gardu induk, dan lain-lain.

"Sehingga masalah defisit itu bisa segera diselesaikan. Pada tahun 2019, 23 sistem kelistrikan yang sebelumnya defisit kini sudah mengalami oversupply (kelebihan pasokan) listrik. Dengan listrik yang melimpah di seluruh Nusantara, ease of doing business index Indonesia meningkat, dari tadinya berada di peringkat 70 dunia naik menjadi ke-33 dunia," sambungnya.

Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo melakukan inspeksi ke gardu listrik yang terendam banjir. Salah satunya di Rawa Buaya, Kecamatan Cengkareng.Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo melakukan inspeksi ke gardu listrik yang terendam banjir.

Kini wilayah Indonesia sampai pelosok perlahan mulai merasakan listrik secara 24 jam. Kenikmatan itu merupakan salah satu penantian yang sudah ditunggu bertahun-tahun oleh masyarakat setempat.

Kehadiran listrik membawa banyak manfaat dalam kehidupan mulai dari menggerakkan roda perekonomian, kualitas pendidikan, hingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Itu sebagai bukti bahwa negara hadir, tidak hanya di perkotaan namun juga di desa-desa terpencil.

Kehadiran listrik menjadi sesuatu yang tak tergantikan karena masyarakat bisa tangguh dan tumbuh bersama listrik. Jadi sumber energi beragam peralatan, hingga bisa meringankan pekerjaan para petani di ladang.

Sebelum ada listrik, rumah warga kebanyakan hanya memanfaatkan lampu teplok, obor, lilin, atau yang punya uang menggunakan genset. Tentu saja penggunaan penerangan itu sangat tidak nyaman dan berbahaya karena tingginya risiko akan kebakaran.

Tentu perjuangan pegawai PLN tidak akan berhenti sampai di sini karena masih ada tugas berat lainnya menanti, rintangan yang lebih berat di desa yang lebih pelosok sedang menunggu giliran dialiri listrik.

Ketersediaan listrik seakan menjadi jendela membuka peradaban. Untuk itu, menerangi wilayah yang belum terjamah listrik atau berasio elektrifikasi rendah harus jadi prioritas nasional, agar bisa seperti kata pepatah, 'Habis Gelap Terbitlah Terang'.


Hide Ads