Pilihan bahan bakar untuk memasak akan semakin banyak. Hal itu terjadi karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja meresmikan proyek hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME).
Dengan demikian, ke depan ada beberapa bahan bakar yang bisa digunakan untuk memasak yakni LPG, DME hingga listrik. Lalu, bagaimana dari sisi penggunaannya?
Dalam catatan detikcom seperti dirangkum Senin (24/1/2022), tingkat pembakaran menggunakan DME tidak sepanas LPG. Maka dari itu Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan ada kemungkinan waktu memasak akan lebih lama dan lebih banyak energi yang digunakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
DME memiliki kandungan panas (calorific value) sebesar 7.749 Kcal/Kg, sementara kandungan panas LPG senilai 12.076 Kcal/Kg.
"Dengan begitu waktu memasak lebih lama 1,1 sampai dengan 1,2 kali dibandingkan dengan menggunakan LPG," tutur Dadan dalam keterangan resminya.
DME juga merupakan senyawa eter paling sederhana mengandung oksigen dengan rumus kimia CH3OCH3 yang berwujud gas sehingga proses pembakarannya berlangsung lebih cepat dibandingkan LPG.
Meski begitu, kualitas nyala api yang dihasilkan DME lebih biru dan stabil, tidak menghasilkan partikulat matter (pm) dan NOx, serta tidak mengandung sulfur.
Selain itu, DME bakal memiliki harga yang lebih murah dari LPG. Memang saat ini belum ada harga pastinya, namun Dadan mengatakan harga DME diminta pemerintah dibuat lebih murah dari LPG. Hal ini untuk menarik perhatian masyarakat agar mau berpindah dari LPG ke DME.
"Kalau lebih mahal, pasti tidak menarik," kata Dadan kepada detikcom.