Perbandingan Masak Pakai LPG-DME-Kompor Listrik, Bunda Pilih yang Mana?

Perbandingan Masak Pakai LPG-DME-Kompor Listrik, Bunda Pilih yang Mana?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 24 Jan 2022 14:48 WIB
Macro closeup of modern luxury gas stove top with blue fire flame knobs and stainless steel pot with reflection and bokeh blurry blurred background
Ilustrasi/Foto: iStock
Jakarta -

Pilihan bahan bakar untuk memasak akan semakin banyak. Hal itu terjadi karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja meresmikan proyek hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME).

Dengan demikian, ke depan ada beberapa bahan bakar yang bisa digunakan untuk memasak yakni LPG, DME hingga listrik. Lalu, bagaimana dari sisi penggunaannya?

Dalam catatan detikcom seperti dirangkum Senin (24/1/2022), tingkat pembakaran menggunakan DME tidak sepanas LPG. Maka dari itu Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan ada kemungkinan waktu memasak akan lebih lama dan lebih banyak energi yang digunakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DME memiliki kandungan panas (calorific value) sebesar 7.749 Kcal/Kg, sementara kandungan panas LPG senilai 12.076 Kcal/Kg.

"Dengan begitu waktu memasak lebih lama 1,1 sampai dengan 1,2 kali dibandingkan dengan menggunakan LPG," tutur Dadan dalam keterangan resminya.

ADVERTISEMENT

DME juga merupakan senyawa eter paling sederhana mengandung oksigen dengan rumus kimia CH3OCH3 yang berwujud gas sehingga proses pembakarannya berlangsung lebih cepat dibandingkan LPG.

Meski begitu, kualitas nyala api yang dihasilkan DME lebih biru dan stabil, tidak menghasilkan partikulat matter (pm) dan NOx, serta tidak mengandung sulfur.

Selain itu, DME bakal memiliki harga yang lebih murah dari LPG. Memang saat ini belum ada harga pastinya, namun Dadan mengatakan harga DME diminta pemerintah dibuat lebih murah dari LPG. Hal ini untuk menarik perhatian masyarakat agar mau berpindah dari LPG ke DME.

"Kalau lebih mahal, pasti tidak menarik," kata Dadan kepada detikcom.

Pemerintah juga sedang mengkaji rencana pemberian subsidi produk DME. Jika proyek gasifikasi ini secara nilai ekonomi menguntungkan negara, maka subsidi akan diberikan ke produk DME.

"Subsidi, pemerintah sedang pertimbangkan dan kaji penugasan pemerintah kalau semua nanti, misalnya semua nanti ekonomi value untungkan negara, maka akan ada penugasan pemerintah. Penugasan ini, maka subsidi akan diberikan pada DME," kata Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batu Bara Kementerian ESDM, Sujatmiko.

Bagaimana dengan kompor induksi atau listrik? Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero), Bob Saril pernah mengatakan, penggunaan kompor induksi lebih murah dibandingkan dengan kompor gas.

Hasil uji coba menunjukkan, untuk memasak 1 liter air menggunakan kompor induksi 1.200 watt hanya memerlukan biaya sebesar Rp 158. Sementara dengan kompor Elpiji tabung 12 kilogram sekitar Rp 176.

Sehingga dengan pola memasak rata-rata masyarakat di Indonesia, terjadi penghematan Rp 28.500 dari biaya memasak setiap bulan.

Dari sisi waktu memasak juga lebih hemat karena kompor induksi memungkinkan penyebaran panas yang lebih merata ketimbang kompor gas. Waktu masak yang lebih cepat akan membuat kompor listrik lebih hemat penggunaan energi daripada gas.


Hide Ads