Pertamina Mulai Proyek DME Pengganti LPG di Tanjung Enim

Pertamina Mulai Proyek DME Pengganti LPG di Tanjung Enim

Jihaan Khoirunnissa - detikFinance
Selasa, 25 Jan 2022 12:05 WIB
Pertamina
Foto: Pertamina
Jakarta -

PT Pertamina (Persero) memastikan kesiapannya dalam proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (Sumsel). Proyek kerja sama strategis antara Pertamina dengan PT Bukit Asam Tbk dan Air Product Chemicals, Inc (APCI) ini dalam rangka meningkatkan kemandirian energi lewat penggunaan sumber daya alam dalam negeri.

Selain itu juga mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG yang saat ini mencapai 80% dari total konsumsi LPG nasional. Atau sekitar 6,4 juta ton dari 7,95 juta ton LPG. Hal ini dikatakan Presiden Joko Widodo saat melakukan groundbreaking proyek hilirisasi batu bara ke DME pada Senin (24/1) kemarin.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan pihaknya siap memberikan dukungan penuh terhadap upaya Pemerintah dalam meningkatkan penggunaan sumber energi dalam negeri. Sekaligus pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) demi mewujudkan kemandirian energi Nasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah Pertamina sukses menjalankan program Biodiesel B30 yang menggunakan sumber energi dari kelapa sawit yang berlimpah di Indonesia, Pertamina akan menyerap DME dari batu bara dalam negeri. Produksi DME dari Tanjung Enim ini diestimasikan akan mengurangi impor LPG mencapai Rp7 triliun per tahun," jelas Nicke dalam keterangan tertulis, Selasa (25/1/2022).

Grand Energi Strategi Nasional tahun 2015-2050, DME diproyeksikan akan menjadi salah satu energi baru pengganti LPG. Proyek hilirisasi batu bara merupakan proyek strategis nasional (PSN) yang akan mengubah batu bara kalori rendah dalam negeri yang selama ini belum terkomersialisasi secara optimal, menjadi produk akhir dengan nilai lebih tinggi.

ADVERTISEMENT

Dalam kerja sama tersebut, PTBA akan menyediakan batu bara kalori rendah untuk diproses menjadi DME selama durasi proyek. Sementara APCI akan membangun dan mengoperasikan fasilitas pengolahan DME dengan menggunakan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) pertama di Indonesia untuk proyek batu bara sehingga dapat mengurangi emisi karbon dan proses gasifikasi batu bara menjadi lebih ramah lingkungan.

Nicke mengatakan, Pertamina akan mengoptimalkan penggunaan infrastruktur LPG eksisting, sehingga harganya bisa terjangkau bagi masyarakat. Rencananya produk DME Tanjung Enim ini akan didistribusikan ke masyarakat di 6 wilayah, yaitu Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, yang diprediksi berjumlah 6,3 juta KK.

"Selain mengurangi impor LPG, Proyek DME Tanjung Enim ini juga membuka lapangan kerja baru sekitar 12 ribu orang, serta membangun ekonomi di wilayah Sumatera Selatan," tutup Nicke.




(ega/ara)

Hide Ads