Perang Rusia-Ukraina Dongkrak Harga Minyak, BBM Pertamina Naik Nggak Nih?

Perang Rusia-Ukraina Dongkrak Harga Minyak, BBM Pertamina Naik Nggak Nih?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 25 Feb 2022 14:18 WIB
Pertamax Turun Harga

Pengedara mengisi Bahan Bakar Minyak kerndaraan mereka di SPBU CIkini, Jakarta, Minggu (10/2/2019).  PT Pertamina (Persero) secara resmi menurunkan harga BBM jenis Pertamax dari Rp10.200 menjadi Rp9.950 per liter pada Sabtu (9/2) kemarin. Grandyos Zafna/detikcom
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Di tengah gonjang-ganjing konflik Rusia-Ukraina, harga minyak mentah dunia mulai meroket. Hal itu tidak mengherankan karena Rusia merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia sehingga mempengaruhi harga minyak dunia.

Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bakal terdampak? PT Pertamina (Persero) belum bisa menentukan apakah harga BBM akan naik atau tidak di Indonesia.

Pertamina sejauh ini masih terus memantau ketat pergerakan pasar migas dunia. Pertamina juga akan berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait rencana penetapan harga jual eceran BBM non subsidi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami akan terus memantau perkembangan pasar migas dunia, melakukan kajian, evaluasi serta berkoordinasi dengan seluruh stakeholder terkait rencana penetapan harga jual eceran BBM Non Subsidi," ungkap Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Pertamina Commercial & Trading Irto Ginting kepada detikcom, Jumat (25/2/2022).

Irto juga menegaskan penyesuaian kebijakan harga BBM akan sesuai regulasi Kepmen ESDM No 62 Tahun 2020.

ADVERTISEMENT

Hal ini dilakukan agar tetap bisa menjaga kondisi pasar yang seimbang, serta mempertimbangkan kemampuan keuangan perusahaan dalam rangka memastikan jaminan suplai BBM kepada masyarakat di tengah perang Rusia-Ukraina.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga mulai waspada dengan kenaikan harga minyak. Saat ini harga minyak dunia terus meningkat, Indonesia Crude Price (ICP) atau harga minyak mentah Indonesia juga terancam melonjak lagi imbas konflik Rusia-Ukraina.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan ICP sejak awal pandemi atau April 2020 harga minyak berada pada US$ 20/barel. Kemudian, naik empat kali lipat hingga mencapai US$ 85,9/barel per Januari 2022.

Harga minyak lampaui asumsi APBN 2022. Cek halaman berikutnya.

Harga itu telah melewati asumsi ICP dalam APBN 2022 hanya sebesar US$ 63/barel. Agung mengatakan harga akan semakin meningkat setelah konflik Rusia dan Ukraina.

"Sebagaimana diketahui, konflik Rusia dan Ukraina, dan terjadi di tengah pandemi COVID-19, semakin membuat tren harga minyak yang sudah meningkat, akan semakin meningkat, " ungkap Agung dalam keterangannya.

Kemarin, harga minyak sudah terlihat makin melambung. Harga minyak Brent sudah tembus di atas US$ 100 per barel. "Di sisi lain asumsi ICP dalam APBN 2022 hanya US$ 63 per barel," paparnya.

Agung mengatakan kenaikan harga minyak dan pandemi COVID-19 terus menjadi perhatian Pemerintah. Adapun sebagian minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM) Indonesia masih impor.

"Ini terus kita monitor dan perlu menjadi perhatian semua pihak," jelas Agung.

Kementerian ESDM juga merilis ICP dalam enam bulan terakhir yang menunjukkan tren kenaikan. Mulai pada Agustus 2021 harga minyak sebesar US$ 67,8/barel dan terus meningkat tiap bulannya hingga Januari 2022.

"US$ 72,2/barel September 2021, US$ 81,8/barel Oktober 2021, US$ 80,1/barel November 2021, US$ 73,4/barel Desember 2021, dan pada Januari 2022 sebesar US$ 85,9/barel. Jika dilihat lebih jauh, kenaikan mulai terjadi pasca ICP rendah pada April 2020 sekitar US $20 per barel," jelas Agung.


Hide Ads