Sementara, pembaca dengan akun Tatik Lestari menyatakan beralih ke LPG subsidi karena harganya lebih murah.
"Kalau harga gas yang 12 kg udah capai Rp 189 ribu enakan saya pakai gas melon aja murah, seharusnya pemerintah tuh bijak dikit jelas-jelas kelas menengah ke atas dah mau pakai gas 12 kg sekarang harga segitu beralih ke gas subsidi aja, akhirnya nggak tepat sasaran semua gara-gara pemerintah yang makin lama makin b***h jajah masyarakat sendiri," tulisnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh akun GangLurus. Menurutnya, selisih harga LPG non subsidi dan subsidi terlampau jauh. "Tentu beralih, ngapain beli barang yang sama dengan harga yang berbeda? Dikatain kere nggak apa-apa yang penting hemat, orang selisih harganya beda jauh," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, PT Pertamina Patra Niaga resmi menaikkan harga LPG nonsubsidi menjadi Rp 15.500 per kg. Ini adalah kenaikan bertahap yang sudah dilakukan Pertamina sejak akhir Desember 2021 kemarin.
Di sisi lain, pemerintah dan Pertamina memutuskan tidak menaikkan harga LPG subsidi 3 kg atau yang biasa dikenal sebagai gas melon. Terlebih LPG subsidi 3 kg memiliki porsi konsumsi yang cukup besar, yakni sekitar 93% dari total konsumsi LPG nasional.
(acd/ara)