Harga Minyak Dunia Amblas Lagi, Putin Janji Penuhi Pasokan

Harga Minyak Dunia Amblas Lagi, Putin Janji Penuhi Pasokan

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 11 Mar 2022 08:41 WIB
Invasi Rusia ke Ukraina Sudah Dimulai, Jadi Sebenarnya Apa yang Diinginkan Putin?
Foto: ABC Australia
Jakarta -

Harga minyak dunia anjlok lagi sekitar 2% pada Kamis. Hal itu terjadi setelah Rusia berjanji untuk memenuhi kewajiban kontraknya.

Harga minyak berjangka Brent turun US$ 1,81 atau 1,6% menjadi $ 109,33 per barel. Sementara, West Texas Intermediate (WTI) AS turun US$2,68 atau 2,5%, menjadi US$ 106,02 per barel. Pasar memperpanjang penurunan dengan Brent turun ke US$ 109,09 dan WTI turun ke US$ 105,79.

"Saya pikir beberapa 'kecemasan perang' akan keluar dari pasar," kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York dikutip dari Reuters, Jumat (11/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam sebuah pertemuan bahwa Rusia memenuhi kontraknya pada pasokan energi. Rusia memasok sepertiga gas Eropa dan 7% minyak global.

Masalahnya, pengekspor minyak mentah terbesar kedua dunia itu sedang dijauhi karena invasinya ke Ukraina. Sementara, banyak yang tidak yakin pengganti pasokan akan datang.

ADVERTISEMENT

Pejabat Uni Emirat Arab (UEA) mengirimkan sinyal yang bertentangan dan menambah volatilitas. Pada hari Rabu, Brent merosot 13% setelah duta besar UEA untuk AS mengatakan akan mendorong Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memproduksi lebih tinggi.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Simak juga Video: Pasar Saham Asia Anjlok Imbas Serangan Rusia ke Ukraina

[Gambas:Video 20detik]



Menteri Energi UEA Suhail al-Mazrouei menarik kembali pernyataan duta besar tersebut dan mengatakan anggota OPEC berkomitmen pada perjanjian yang ada untuk meningkatkan produksi hanya 400.000 barel per hari (bph) setiap bulan.

Sementara, beberapa produsen lain dalam aliansi OPEC+ sedang berjuang untuk memenuhi target produksi karena kurangnya investasi infrastruktur beberapa tahun terakhir.

Amerika Serikat (AS) membuat langkah-langkah untuk melonggarkan sanksi terhadap minyak Venezuela dan upaya untuk menyegel kesepakatan nuklir dengan Iran yang dapat menyebabkan peningkatan pasokan minyak.

Namun, para pedagang menolak untuk menyebut reli minyak berakhir. Beberapa mengatakan kemerosotan baru-baru ini bisa jadi sebagian karena aksi ambil untung.

"Kami mungkin akan memiliki lebih banyak spekulasi dan beberapa orang yang ingin menjual untuk mengambil keuntungan, tetapi kami baru saja berada di wilayah baru di sini," kata Thomas Saal, Senior Vice President untuk energi di StoneX Financial Inc.


Hide Ads