Ia menekankan penggunaan kendaraan listrik bisa mengurangi emisi karbon.
"Emisi 1 liter BBM daripada listrik, emisi karbonnya lebih rendah listrik. Untuk itu, kami sangat mendukung program ini sebagai salah satu langkah pengurangan emisi karbon," tambah Darmawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun mengungkap pihaknya telah siap dalam pasokan listrik seiring masifnya kendaraan listrik di Tanah Air. Untuk saat ini, kata Darmawan, posisi pasokan listrik sangat berlebih sehingga mampu memenuhi kebutuhan listrik para pemilik kendaraan listrik.
"Kami juga memberikan banyak insentif dengan diskon tambah daya untuk para pemilik kendaraan listrik dan juga diskon 30 persen pemakaian listrik saat malam hari," katanya.
Sebagai informasi, program Konversi 1.000 motor BBM ke motor listrik merupakan bagian dari transisi energi bersih yang juga bertujuan mengurangi impor dan subsidi BBM serta menghemat devisa negara.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menjabarkan hingga Maret 2022 pemerintah telah menyelesaikan konversi 100 unit motor BBM ke motor listrik sebagai tonggak awal pemasifan kendaraan listrik. Untuk itu, pihaknya menargetkan akan ada 1.000 motor BBM yang terkonversi ke motor listrik sepanjang tahun ini.
"Dengan target konversi sebanyak 1.000 unit sepeda motor diharapkan mendorong keterlibatan aktif para pelaku usaha komponen motor listrik konversi, controller, penyedia baterai untuk dapat meningkatkan kapasitas produksi dan meningkatkan kandungan lokalnya sehingga harga keekonomian mesin konversi lebih terjangkau," harapnya.
Selain itu, Arifin mengungkap pemerintah menargetkan adanya 13 juta motor listrik dari motor listrik baru maupun hasil konversi pada 2030 mendatang. Arifin berharap program ini dapat menjadi daya tarik untuk mendorong tumbuhnya industri kendaraan bermotor listrik di Indonesia yang mandiri.
(fhs/hns)